“Why we are stupid?”

Penulis: Alia Helianthi Kardin

Beberapa hari lalu, saya brunch dengan orang Perancis yang memiliki bisnis ekstrak tanaman herbal dan beberapa minyaknya yang diproduksi di Indonesia bahkan sudah mendapatkan sertifikasi Cosmos Ecocert.

Dia cerita dia terheran-heran dan sedikit frustrasi dengan kualitas pendidik dan pendidikan di Indonesia. Mereka yang seharusnya tahu dan lebih meneliti soal kekayaan alam Indonesia tapi ternyata masih buta dan mengulang-ulang tema penelitian yang basic.

-Iklan-

Dia menantangku untuk melihat ranking universitas-universitas terbaik di Indonesia di dunia. Ternyata UGM duduk di peringkat 231, ITB di 235 dan UI di 248. Bandingkan dengan University of Malaya, Malaysia yang menduduki ranking 59.

Lalu kenapa sih kita bisa begitu bodoh secara akademik? Akhirnya kita sepakat bahwa bangsa Indonesia itu bodoh karena kita terlalu sombong dan meremehkan edukasi serta penelitian yang benar… karena ini dianggap kurang keren.

Tanpa pendidikan dan penelitian yang mumpuni dan hanya didorong oleh bisnis ekonomi yang rakus, kekayaan alam kita akan dikeruk atau rusak oleh bangsa luar hingga habis.

Tanpa dukungan penelitian berstandar internasional tentang kekayaan alam Indonesia, jadinya yang lebih tahu soal manfaat kekayaan alam Indonesia juga adalah orang-orang luar.

Dan kita hanya akan melongo saat tahu kalau minyak kelapa dianggap superfood, lerak adalah sabun dan shampoo paling alami di dunia dan vetiver essential oil terbaik hanya bisa didapatkan dari Garut.

Bangsa Indonesia terlalu bangga dan terlena dengan kejayaan Nusantara di masa lalu, sehingga lupa untuk mengolah ilmu pengetahuan ttg kekayaan bangsa ini untuk diwariskan kepada generasi masa depan.

Saya percaya gak ada istilah terlambat. Secara kreativitas, bangsa Indonesia keren banget. Makanya bisnis ekonomi kreatif maju.

Tapi semoga, sisi otak kiri bangsa Indonesia juga digali. Yuk dukung dan hargai para pendidik, para peneliti dan penelitiannya untuk lebih berstandar internasional.

Mereka memang gak sekeren influencer sosmed, tetapi buah karyanya jauh lebih penting 😘

#dirgahayuindonesia #dirgahayurepublikindonesia

1 COMMENT

  1. Bukan karena kita bodoh, melainkan karena banyak lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang lebih sibuk memikirkan caranya masuk surga dibandingkan membuat surga di dunia kehidupan nyata ini.
    Coba saja lihat grup2 Whatsapp para alumni perguruan tinggi, isinya kebanyakan berupa tip2 tentang cara ibadah yang bisa memberi pahala sekian banyak, puasa atau bacaan apa yang bisa melepaskan dari api neraka, dll.
    Jarang sekali mereka membahas tentang hal2 yang bersifat ilmiah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here