Warga Kaltara Temukan Patok-patok Berbendera Malaysia di Wilayah NKRI, Dansatgas Pamtas RI-Malaysia: Bekas Operasi Bersama

Warga Lumbis Hulu Nunukan Kaltara berpose dengan latar bendera Malaysia yang mereka temukan di perbukitan tengah hutan saat berburu. (Dok. Istimewa)

SintesaNews.com – Bendera Malaysia dan Bendera Sabah, Negara bagian Malaysia, terpasang pada tiang kayu di Gunung Alondom dan Gunung Paluan, wilayah Desa Tetagas, Kecamatan Lumbis Hulu, Nunukan, Kalimantan Utara.

Dilansir dari Kompas.com, dua bendera tersebut ditemukan warga setempat, yang sedang berburu dan mencari gaharu.

‘’Ada patok terbuat dari semen, semacam patok batas Negara di sekitar bendera Malaysia yang ditemukan. Patok tersebut bertuliskan RM dan masyarakat menduga itu Malaysia punya,’’ujar tokoh pemuda Dayak Tahol, Jhon Tahol, Rabu (5/4/2023).

-Iklan-

Temuan tersebut, menjadi gaduh dan meresahkan warga perbatasan, karena di sekitar lokasi bendera Malaysia, tidak berkibar bendera Indonesia.

Padahal, kata Jhon, Gunung Alondom dan Gunung Paluan, ada di wilayah Lumbis Hulu, yang merupakan wilayah NKRI.

‘’Tolong ini segera diperjelas. Masyarakat kita bertanya-tanya mengapa ada patok menyerupai patok batas Negara dengan bendera Malaysia di wilayah Indonesia,’’ ujarnya.

Menurut Jhon Tahol, status perbatasan Sinapad yang dekat wilayah areal Lumbis Hulu, memang masih berstatus Outstanding Boundary Problem (OBP). Sehingga sangat wajar, masyarakat heboh dan mempertanyakan keberadaan sejumlah bendera Malaysia di wilayah yang berjarak sekitar 13 Km dari patok batas Negara tersebut.

Warga perbatasan sudah beratus tahun tinggal di lokasi ini. Tempat yang menjadi rumah nenek moyangnya, dan mereka sangat cinta NKRI. Sikap warga yang meminta penjelasan atas temuan mereka (bendera Malaysia), adalah salah satu bukti cinta dan kepedulian kepada NKRI,’’ tegas Jhon.

Penjelasan Dansatgas Pamtas RI-Malaysia

Dansatgas Pamtas RI – Malaysia Yonif 621/MTG, Letkol Inf Deny Ahdiani Amir, menjelaskan bahwa di lokasi yang ditandai dengan bendera Malaysia, sebelumnya juga tertancap bendera Indonesia. Hal ini karena misi pengukuran patok batas Negara di wilayah Sinapad merupakan operasi bersama.

Alhasil, ketika misi pengukuran telah mencapai batas waktu penugasan, TNI berkemas dan menyimpan kembali bendera merah putih. Sementara Tentera Malaysia kemungkinan belum sempat mencabut benderanya.

“Ada sejumlah lokasi bekas kamp-kamp misi pengukuran patok batas Negara di wilayah Sinapad. Di lokasi tersebut, TNI dan Tentara Malaysia berkemah bersama dan menancapkan bendera sebagai tanda operasi bersama,’’ jawabnya.

‘’Misi pengukuran patok batas di Sinapad belum selesai. Nanti akan dijadwalkan kembali dengan titik pantau di lokasi-lokasi yang ada bendera Malaysia itu, sekitar Mei atau Juni 2023. Sebenarnya dicabut atau dicopot juga tidak masalah bendera itu,’’ imbuhnya.

Dengan demikian, Deny menegaskan, temuan bendera Malaysia oleh warga setempat, tak berkaitan dengan klaim wilayah. Melainkan hanya sekadar bendera yang ditinggalkan pihak Malaysia saat pengukuran bersama antara TNI dari Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) serta Jabatan Ukur dan Pemetaan (Jupem) Malaysia.

“Mohon diingat, ada sekitar 20 titik yang menjadi lokasi base camp gabungan TNI dan Tentara Malaysia di wilayah Lumbis Hulu. Jika suatu saat, ada lagi warga yang menemukan bendera Malaysia di perbukitan tengah hutan maka itu kasus yang sama dengan yang dipertanyakan saat ini,’’ ungkapnya.

Demikian juga dengan keberadaan patok semen di sekitar bendera dimaksud. Patok tersebut adalah patok pengamatan untuk mencari dan mencocokkan batas batas yang tertuang dalam perjanjian 1915 dan konvensi 1891.

‘’Tidak terpengaruh dengan adanya lompatan urutan nomor patok yang ada. Patok bertuliskan RM tersebut, hanya dijadikan tempat untuk melihat mana hulu sungai, aliran sungai kemana, bentangan gunung kemana, garis bujur, garis lintang,’’ jelasnya.

Terlepas dari permasalahan ini, Deny mengapresiasi sikap warga perbatasan yang aktif menjaga wilayah NKRI.

“Pertanyaan mereka menandakan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI. Mungkin untuk tugas pengukuran patok selanjutnya, kita tidak mengibarkan bendera Negara masing masing, mungkin cukup kain putih saja yang artinya netral, supaya tidak ada penafsiran macam macam dari warga kita,’’ kata dia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here