Penulis: Louise Wulandari
Tadi waktu ngurus sertifikasi halal, pendamping yang bertugas tanya, “Nanti penyelia halal produk mbak Louise siapa? Kan harus muslim.”
“Ya saya sendiri, kan saya muslim.”
Langsung beberapa ibu-ibu berjilbab berekspresi kaget.
“Ya Allah, selama ini saya pikir mbak Louise non muslim,” kata bapak pendamping itu.
“Wajahnya ngga kayak muslim,” kata salah satu ibu di sana.
“Memangnya wajah muslim kayak apa bu?” aku tanya.
“Ya agak arab-arab gitu.”
Padahal ibu itu jauh dari wajah arab karena nggak mancung.
“Ibu juga nggak kayak arab,” aku jawab gitu.
“Maksudnya berjilbab gitu mbak,” ngeles.
“Itu pakaian bu, bukan wajah, orang arab aja ngga semua muslim,” aku jawab aja gitu.
Dan dia bersikeras semua arab itu muslim. Sampai akhirnya.
“Tapi sebagian besar kan muslim,” masih ngeyel.
Dahlah bu….🤣🤣🤣
“Maaf ya mbak, saya kira dari dulu mbak Louise non muslim,” itu yang agak aneh.
Kenapa orang harus minta maaf, kalo aku non muslim kan gapapa juga…, masalahnya di mana. 😄
Pembahasan itu berlanjut sampai aku harus menjelaskan (untuk menghentikan topik nyebelin ini) bahwa aku lulusan universitas Islam yang kalo mau lulus harus lulus ujian baca-tulis Al Qur’an dan hafalan macem-macem, pengetahuan tentang ibadah, aqidah dll., dan harus ikut mata kuliah agama yang ngga cukup 3 semester.
“Wah kalah saya, ngaji saya ngga lancar,” kata satu ibu lagi.
Pengen jawab, “Ngga apa2 sih bu ngga lancar ngaji, yang penting pake jilbab”.
Zzzzz… zzz.