Penulis: Niken Sri Rahayu
Lagi dan lagi sebuah tindakan intoleran terjadi di negeri bhineka ini dimana kebebasan menjalankan ibadah untuk semua umat beragama dijamin oleh pemerintah. Juga dalan Islam sendiri
Kali ini pelakunya adalah seorang yang seharusnya menjadi pengayom untuk semua umat beragama.
Adalah seorang bupati cantik dari purwakarta Anne Ratna Mustika 03/04/2023 memimpin penyegelan atau penutupan sebuah tempat ibadah diikuti gerombolan yang merasa paling benar dan paling berhak atas surga.
Alasannya karena tempat ibadah tersebut belum ada izin.
Alasan yang justru memperlihatkan sikap diskriminatif dari seorang pemimpin kepada rakyatnya.
Ironisnya tindakan penyegelan tidak diikuti sebuah solusi bagi umat korban penyegelan tempat ibadah tersebut.
Perasan anda di mana sie Bu? Sebagai seorang pemimpin dan sebagai umat beragama jika anda yang menjadi obyek atas tindakan penyegelan tersebut.
Seorang pemimpin haruslah peka terhadap masalah-masalah yang dihadapi rakyatnya bahkan sebelum ada laporan.
Jika tahu tempat ibadah tersebut belum mempunyai izin bukankah seharusnya sudah menjadi tugasnya sebagai seorang pemimpin untuk membantu mengurus perizinan tempat ibadah itu?
Seorang pemimpin haruslah bisa bersikap adil terhadap semua rakyat yang dipimpinnya. Dan harus pula bisa bersikap tegas. Jangan sampai seorang pemimpin yang mempunyai kewenangan justru kalah dan dikendalikan oleh para pelaku intoleran.
Ini negara hukum.
Jika ibu bupati cantik ini merasa tidak mampu menyikapi kebrutalan kaum sableng tersebut atau merasa terintimidasi, toh bisa menggandeng Polri untuk melakukan pengamanan.
Tetapi yang terlihat sepertinya ibu bupati cantik itu justru menikmati proses penyegelan dan penutupan tempat ibadah tersebut.
Seorang pemimpin akan di mintai pertanggung jawaban tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Para pelaku kejahatan mungkin masih bisa berkelit dari pengadilan dunia tetapi tidak di pengadilan akhirat.
Ibu bupati cantik itu mungkin lupa bahwa dalam ajaran Islam berlaku hukum lakum dinukum waliyadin, untukmu agamamu untukku agamaku, tanpa embel-embel adanya pelegalan untuk memusuhi dan menghambat peribadatan umat non muslim.
Dan tidak lama setelah kejadian penyegelan itu, viral di socmed ibu bupati cantik yang sedang asik berjoget ria.
Tidak tahu kapan kejadiannya.
Tetapi dari sini kita paham bahwa mengurus perizinan untuk tempat dugem ternyata jauh lebih mudah daripada mengurus perizinan tempat ibadah di negeri yang berbhinneka ini.
SALAM RAHAYU 🇮🇩🇮🇩❤️❤️
Baca juga:
Bupati Lumajang Bangun Masjid dan Gereja Berdampingan, PSI: Kita Dukung dan Kawal