SintesaNews.com – Shopee hadir baru 5 tahun lalu, tapi kini traffic pengunjungnya sudah di atas 90 juta visitors per bulan!
Shopee menyalip mengalahkan Tokopedia (Tokped) yang sudah ada sejak 2009 (12 tahun) dan Bukalapak (BL) yg hadir sejak 2010 (11 tahun).
Tokopedia hadir tahun 2009.
Bukalapak 2010.
Lazada 2012.
Shopee 2015 (paling akhir).
Traffic pengunjung per bulan:
Shopee 96 jt visitors/bulan
Tokped 85 jt visitors/bulan
BL 35 jt visitors/bulan
Lazada 22 jt visitors/bulan.
Shopee adalah late player. Masuk ke arena e-commerce paling telat. Tapi pertumbuhan mereka amat fenomenal dan sekarang jadi nomor 1 di Indonesia.
Tokped kolab sama Gojek untuk menghadang pertumbuhan Shopee. Kalau tidak dihadang, dalam 4 atau 5 tahun mendatang, traffic mereka bisa 3 sampai 5 kali lipat trafficnya Tokped.
Analis bilang, Shopee itu the next amazon di Asia.
Founder Tokped tidak bisa tidur dengan agresifnya Shopee. Makanya gandengan sama Gojek sekarang.
Founders BL kibarkan bendera putih.
Saham Shopee yang dijual di Bursa Saham New York naik 5 kali lipat di sepanjang tahun 2020. Kalau dari tahun 2018, naik 10 kali lipat.
Shopee ini dimiliki Sea Limited, perusahaan asal Singapura. Mereka juga punya divisi gaming. Shopee ada di Singapura dan Malaysia juga. Namun traffic mereka tidak ada apa-apanya dibanding traffic Shopee Indonesia.
SEA sebagai induk perusahaan di Singapura amat mengandalkan growth Shopee Indonesia.
Di bursa saham New York valuasi Sea/Shopee sudah tembus USD 100 milyar! Padahal mereka masih rugi.
Para investor membeli masa depan. Mereka yakin Shopee akan menguasai e-commerce Asia Tenggara, terutama Indonesia. Potensi e-commerce Asia Tenggara amat massif.
Investor global berebut saham Shopee karena mereka tau, Shopee bakal jadi the next big thing.
Maka untuk menghadang massifnya pertumbuhan Shopee yang sangat agresif, Tokped dan Gojek pun sampai meger membentuk GoTo.