Penulis: Nurul Azizah
Tokoh-tokoh dunia pada heran tentang organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini disampaikan oleh Gus Aun, di depan tokoh-tokoh agama di dunia, ketika menghadiri pertemuan di Yerusalem, Israel.
KH Aunullah A’la Habib atau sering dipanggil Gus Aun adalah tokoh agama yang membawa bendera NU dan NKRI dalam acara tersebut. Saat itu beliau menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral PP GB Ansor.
Para tokoh agama heran dengan organisasi agama islam yang ada di Indonesia bernama NU.
NU menyebar ke seluruh pelosok tanah air, bahkan membuka cabang di berbagai negara di dunia.
Di dalam negeri saja warga NU berjumlah 100 juta lebih. Memiliki organisasi yang terarah dan terencana dari tingkat dukuh, desa hingga tingkat pusat Jakarta.
Tingkat pusat ada PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) untuk tingkat pusat, berkantor di ibukota negara.
Di tingkat provinsi ada PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama). PCNU Pengurus cabang NU yang ada di Kota / Kabupaten. Kemudian ada MWCNU (Majelis Wakil Cabang NU) untuk tingkat kecamatan. PRNU ini adalah pengurus ranting NU tingkat desa. PARNU (Pengurus Anak Ranting NU) untuk tingkat dukuh atau kampung / lingkungan.
Ada juga kepengurusan NU yang berada di luar negeri yang diberi nama PCINU (pengurus Cabang Istimewa NU). PCINU sudah ada di 37 negara-negara sahabat Indonesia.
Belum lagi ada organisasi Fatayat dan Muslimat NU mulai dari tingkat dukuh, desa, kecamatan hingga pusat di Jakarta. Organisasi Fatayat dan Muslimat ini diisi oleh perempuan-perempuan NU yang tangguh yang ikut membela NKRI lewat organisasi yang diikuti.
NU punya Banser (Barisan Serba guna) yang sering disebut TNU (Tentara Nahdlatul Ulama). Banser menjadi idola TNU dan TNI sebagai posisi penjaga dan pengawal akidah ahlussunnah wal jama’ah annahdliyyah.
Banser di bawah komando Gerakan Pemuda Ansor yang kebanyakan di kalangan santri NU sangat setia menjaga marwah NU, menjaga ulama NU, derekke dawuhe kyai serta dengan setia menjaga keutuhan NKRI. Jumlah Banser lebih dari 7 juta tersebar di seluruh pelosok Nusantara bahkan di berbagai negara.
NU juga memiliki perkumpulan pendekar yang diberi nama Pagar Nusa, jumlahnya juga jutaan.
Baik pengurus NU dari tingkat dukuh hingga tingkat pusat, Banser, Pagar Nusa, pusat-pusat perdagangan dan organisasi lain yang dimilki NU semua untuk mendukung tegaknya NKRI.
Mereka semua patuh dan khidmat kepada kiai NU, patuh pada putusan yang diambil oleh Ketua PBNU beserta pengurus lainnya.
NU tidak pernah merebut kekuasaan dan menguasai negara. NU tidak mau menguasai atau mengambil alih kepemimpinan di Indonesia.
Tokoh-tokoh agama dunia (masih menurut Gus Aun) terheran-heran dengan keberadaan NU di Indonesia. Mereka heran apa karena NU tidak mau mengambil alih kekuasaan atau memang NU tidak tahu caranya merebut kekuasaan.
Dalam kesempatan itu Gus Aun menjelaskan, bahwa warga dan santri NU adalah murid-murid para ulama yang punya sanad keilmuan yang nyambung langsung ke Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Warga dan santri NU yang jumlahnya lebih dari 100 juta lebih tidak pernah diajarkan untuk merebut kekuasaan, menguasai, dan memberontak (bughot).
Yang diajarkan oleh ulama NU kepada santri-santrinya bahwa orang-orang NU menjadi rahmat dan menebar aneka kemanfaatan dan membantu Indonesia lebih baik dan maju.
Tokoh-tokoh agama dunia tetap bingung dengan keberadaan orang-orang NU di Indonesia. Mau dijelaskan model apapun mereka tetap saja bingung. Itulah organisasi NU, tidak ada ormas di dunia ini yang seperti NU.