Tim Perang COVID-19 Jokowi Cakar-cakaran Tak Tentu Arah, Relawan Jokowi Desak Evaluasi 3 Menteri

Penulis: Ganda Situmorang
Patriot 98 NKRI

DPR (lihat institusi abaikan fraksinya) suatu ketika pernah menyuarakan aspirasi rumah sakit tanpa kelas. Jadi seluruh pasien mendapatkan fasilitas kamar, pelayanan dan obat yang sama. Semua ribut, ada yang nuduh PKI, komunis, sosialis macem-macem dah. Sepertinya ide semua warga negara sama rata sama rasa, rasa-rasanya tidak sesuai dengan NKRI yang Pancasilais.

Lalu beberapa hari belakangan ini, jagad maya kembali gonjang ganjing meributin kembali aspirasi DPR terkait fasilitas isoman sekelas hotel berbintang dan ICU untuk yang dirawat di rumah sakit. Sama! Ribut juga pada protes kok DPR beda kelas sampai dituding tidak punya hati nurani. Sepertinya ga terima kalau memang DPR itu sewajarnya mendapatkan fasilitas selayaknya pejabat negara. Sama sekali hal yang wajar, atau yang protes sirik kali yaa.

-Iklan-

Lucunya, BPJS berkelas ga pernah protes. Sekian lama ada koruptor berfasilitas mewah di penjara pada mingkem. Buat saya ini tak lebih dari sekedar opini subjektif terhadap sesuatu realita yang dibayangkan sesuai sudut pandang dan kepentingan. Sepertinya remeh dan pengalihan isu sedang terjadi.

Lalu byarrr…! Staf khusus Erick Thohir tiba-tiba buka data dan fakta, Arya Sinulingga menyebut hingga saat ini setidaknya ada sekitar 12 juta dosis vaksin Covid-19 yang terbuang sia-sia.

Betapa miris.

Arya menyebut, belasan juta dosis vaksin yang tak terpakai tersebut merupakan sisa dari sekitar 77 juta vaksin yang telah didistribusikan ke sejumlah provinsi dan kabupaten kota selama proses vaksinasi.

“Dari 77 juta itu, yang baru kepakai 63 juta. Jadi, ada sekitar sebenarnya hampir 12 juta… yang dia memang terbuang,” kata Arya dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Rabu (28/7).

Arya tak menjelaskan lebih detail penyebab belasan juta vaksin yang terbuang tersebut. Menurutnya, vaksin itu terbuang karena tak terpakai setelah kadung dibuka dari tempat penyimpanan.

Sementara, Arya merinci, selama proses vaksinasi, Indonesia sedikitnya telah menerima sekitar 147 juta dosis vaksin. Jumlah itu terdiri dari 123 juta vaksin Sinovac dan 24 juta vaksin AstraZeneca.

Kemudian, dari jumlah tersebut, sederhananya sekitar 77 juta yang telah didistribusikan itulah, total vaksin yang terpakai baru mencapai 63 juta, sedangkan 12 juta sisanya terbuang dan tidak terpakai.

“Artinya, ini yang sudah terkirim 77 juta. Baru terpakai 63 juta,” katanya.

Penjelasan Arya sekaligus merespons laporan kekurangan vaksin dari sejumlah daerah, di antaranya Jawa Timur dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Arya mengaku tak tahu menahu soal laporan kekurangan vaksin dari beberapa daerah tersebut.

Ia menyebut, hal itu telah menjadi kewenangan Kementerian Kesehatan. Ia mengatakan bahwa pihaknya selama ini hanya mengirimkan vaksin sesuai permintaan Kemenkes.

Di lain waktu sebelumnya, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa terhambatnya capaian vaksinasi karena stock vaksin terbatas. Lalu entah siapa yang mengusulkan ide vaksinasi berbayar. Walaupun akhirnya oleh Presiden Jokowi program vaksin berbayar dibatalkan.

Rakyat dipertunjukkan oleh koordinasi yang lemah antar kementerian dan lembaga yang merupakan ujung tombak perang melawan COVID-19. KSP pun ikut andil seperti kehilangan fokus. Seharusnya menjalankan fungsinya memonitor rantai distribusi vaksin dari Jakarta hingga ke tingkat RT. Apakah karena lebih kencang isu Invermectin yang sempat diendorse oleh KSP meskipun dikatakan dalam kapasitas sebagai Ketua HKTI namun tidak bisa dipungkiri ada missing link monitoring, koordinasi dan supervisi program strategis vaksinasi. Seandainya sumberdaya KSP fokus di situ mungkin ceritanya akan beda.

Kekosongan koordinasi dan supervisi mulai dari lintas sektoral di pusat sampai kepala daerah dan lembaga terkait inilah yang diisi perannya oleh Menko Marves sejak ditunjuk oleh Jokowi sebagai Panglima Covid-19 sejak awal Juli lalu.

Namun demikian apapun hasil evaluasinya itu merupakan hak prerogative Presiden, semoga Pak Jokowi merumuskan pilihan kebijakan terbaik yang ada.

Salam Pancasila 🇮🇩
29072021

Baca juga:

Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga: Mana Berita yang Saya Katakan Vaksin Tidak Terpakai?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here