SintesaNews.com – Tentara Israel menyerang sebuah masjid di kamp pengungsian Nuseirat, Gaza, pada Sabtu (23/11).
Kemenkes Gaza melaporkan sejumlah orang terluka dalam serangan tersebut. Pihak Israel tak memberikan pernyataan terkait peristiwa ini.
Sehari setelahnya, lebih dari 200 roket diluncurkan dari Lebanon ke Israel utara & tengah hingga menyebabkan kerusakan & korban luka di berbagai lokasi, menurut IDF & layanan ambulans setempat.
Hingga kini, Israel terus meluncurkan serangan udara terhadap Hizbullah di Lebanon dan mengirimkan pasukan ke Lebanon selatan.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 3.754 orang di Lebanon, menurut Kemenkes Lebanon.
Israel juga mencatat sekitar 90 tentara & 50 warga sipil tewas akibat serangan di wilayah utara Israel, serta pertempuran yang berlangsung.
Mediator AS, Amos Hochstein, menggarisbawahi kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata selama kunjungannya ke Beirut, pekan lalu.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan bahwa usulan gencatan senjata AS sedang “menunggu persetujuan akhir Israel”.
“Kita harus menekan pemerintah Israel dan menjaga tekanan pada Hizbullah untuk menerima usulan AS terkait gencatan senjata,” kata Borrell di Beirut setelah bertemu dengan pejabat Lebanon.
Ketegangan Israel-Hizbullah dimulai ketika Hizbullah membuka serangan sebagai bentuk solidaritas terhadap sekutunya, Hamas.
Konflik Hamas-Israel di Gaza kembali memanas setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 252 orang, menurut penghitungan Israel.
Setidaknya 44,211 warga Palestina tewas dan 104,567 terluka dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebelum 7 Oktober 2023, sebanyak 6.349 warga Palestina tewas akibat pendudukan dan konflik berdasarkan catatan sejak tahun 2008 dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Korban tewas Israel mencapai 305 jiwa selama periode yang sama.