SintesaNews.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengkonfirmasi tidak ada pasien yang terkena virus corona di Indonesia hingga saat ini. Dokter spesialis paru Erlina Burhan dalam acara Info Sehat FKUI pada Kamis, 30 Januari 2020, juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia tidak berisiko tinggi mengidap novel coronavirus (nCov).
Salah satu faktornya adalah Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari sangat menyengat. “Virus akan mati dalam kondisi panas. Kalau virus corona berada di udara dan kena panas, harusnya mati. Itulah sebabnya risiko di Indonesia lebih rendah,” kata Erlina.
Ia juga menjelaskan pola makan orang Indonesia terbiasa mengonsumsi makanan yang sederhana, dalam artian, daging yang dikonsumsi misalnya hanya kambing, ayam, ikan, dan sapi, itu pun dikonsumsi dalam sajian makanan matang. Tidak seperti Cina, konsumsi daging mentah sangat tinggi. “Daging yang mentah itu dingin dan virus suka tinggal di sana. Kalau dimasak, kena panas akan mati,” jelasnya.
Melihat sejumlah berita bahwa Jepang, Jerman dan Amerika Serikat mengirim pesawat untuk menjemput warga mereka dari Wuhan, Indonesia pun demikian. Presiden Jokowi telah menginstruksikan kepada para menteri dan pejabat terkait untuk mengevakuasi WNI dari Provinsi Hubei. Sebanyak 243 WNI yang terdata Kemlu, dan KBRI Tiongkok dinyatakan semuanya sehat dan tak terpapar virus corona.
Berkaca pada wabah SARS yang juga disebabkan oleh virus korona, di Singapura Februari hingga Mei 2003, pemicunya adalah perempuan warga Singapura yang terinfeksi di Hongkong. Setelah kembali ke Singapura ia menulari 22 orang lain. Pecahlah wabah SARS di Singapura selama 3 bulan. Total 238 orang terinfeksi, 33 di antaranya meninggal. Singapura sendiri beriklim tropis.