SintesaNews.com – Seperti ramai diperbincangkan warganet kemarin, laporan Majalah Tempo terbaru memunculkan tagar #TangkapAnakPakLurah di jagat twitter, yang menyebutkan adanya keterlibatan Gibran dalam merekomendasikan PT Sritex untuk memproduksi tas Bansos.
Baca: Tembakan Intrik Politik Baru Mengarah ke Gibran, Mampukah Ia Hadapi?
Tempo menyebutkan hal itu berdasarkan “sumber Tempo” di Kemensos. Entah sumber mana yang ditanya oleh Tempo. Bisa level eselon 1, bisa juga cleaning service. Atau bisa juga tukang kopi keliling di Kemensos. Hanya Tempo yang tau.
Menjawab lemparan isu miring dari Tempo, Gibran Rakabuming Raka dengan tegas membantah isu tersebut.
“Itu nggak bener itu. Saya itu tidak pernah merekomendasikan, memerintah atau ikut campur dalam urusan bansos ini. Apalagi merekomendasikan goodie bag, nggak pernah seperti itu,” kata Gibran usai blusukan di kawasan Banjarsari, Senin (21/12/2020).
Dia bahkan mengatakan kalau memang mau proyek, banyak proyek yang lebih besar.
“Kalau mau korupsi kok kenapa korupsinya baru sekarang, korupsinya nggak dulu-dulu. Nggak saya nggak pernah seperti itu. Kalau pengin proyek ya proyek yang lebih gede, PLN, Pertamina, jalan tol itu nilainya triliunan. Saya nggak pernah seperti itu. Apalagi ikut campur seperti itu,” ujar dia.
Ketika dikonfirmasi mengenai hal itu pihak Sritex pun membantahnya.
“Tidak benar,” kata Head of Corporate Communication Sritex Joy Citradewi kepada detikcom melalui pesan singkat, Senin (21/12/2020).
Joy menegaskan bahwa perusahaan yang bermarkas di Solo itu justru yang ditawari oleh pihak Kemensos untuk memproduksi tas bansos.
“Marketing kami di-approach oleh pihak Kemensos,” tegasnya.
“Sritex mendapatkan pesanan goodie bag bansos setelah di-approach oleh pihak Kemensos. Pada saat itu kami disampaikan bahwa kebutuhannya mendesak alias urgent,” kata Head of Corporate Communication Sritex Joy Citradewi, Minggu 20 Desember 2020.
Pengerjaan tas pesanan untuk bansos dikerjakan hingga melibatkan 30.000 tenaga kerja. Adapun, total pengadaan tas dalam kontrak antara Kemensos dan Sritex adalah 1,9 juta buah.
Untuk menyelesaikan proyek ini, Sritex melibatkan 30 mitra kerja yang tersebar di wilayah Solo Raya untuk menyelesaikan pesanan dengan waktu yang cukup singkat.
“Dan saat itu secara nasional perusahaan tekstil yang masih beroperasi tuh gak banyak lho. Banyak yang sudah keburu dirumahkan karyawannya,” imbuhnya.
“Sempat kan ada publikasinya, mereka tadinya harusnya di-supply sama perusahaan lain, tapi kesulitan sama bahan baku karena impor,” pungkas Joy.