Penulis: Nurul Azizah
Kamis, 28 Oktober 2021 diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Tema peringatan 93 tahun Sumpah Pemuda, yang disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali adalah: “Bersatu, Bangkit dan Tumbuh.”
Dari tema peringatan hari Sumpah Pemuda tahun 2021 ada filosofi yang terkandung di dalamnya.
Bersatu: Spirit persatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia.
Bangkit: Bermakna pemuda sebagai spirit partisipasi kaum muda untuk bangkit melawan pandemi covid-19.
Tumbuh: Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan samangat kewirausahaan pemuda.
Apakah tema dan filosofi peringatan Sumpah Pemuda benar-benar sampai ke pemuda Indonesia secara keseluruhan.
Gaung peringatan hari Sumpah Pemuda sudah tidak marak lagi. Bukan karena masih pandemi, sehingga peringatannya kurang semarak, tapi alasannya banyak pemuda sudah mulai lupa dengan peristiwa itu sendiri.
Mengapa pemuda saat ini mulai jauh dari sejarah Sumpah Pemuda? Menurut pengamatan saya yang notabene sebagai guru dan pemerhati sejarah Indonesia. Siswa sekarang literasi membaca, terutama membaca sejarah perjuangan bangsa Indonesia masih rendah. Guru sejarah masih banyak menerapkan pembelajaran dalam kelas saja. Kurang menerapkan Pembelajaran Luar Sekolah (PLS). Siswa jarang sekali dikenalkan adanya museum Sumpah Pemuda yang menjadi saksi pertemuan pemuda dalam merancang semangat membangun kemerdekaan Indonesia. Saksi sejarah perjuangan pemuda saat itu kini mulai ditinggalkan oleh generasi muda Indonesia.
Guru sejarah bisa kerja sama dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) untuk memperkenalkan peninggalan sejarah dari Sumpah Pemuda.
Museum Sumpah Pemuda yang terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta mungkin dikunjungi pas ada momen peringatan Sumpah Pemuda, hari-hari lain pasti sepi.
Kalaupun saat ini masih pandemi dan tidak boleh ada kunjungan ke museum, paling tidak guru sejarah atau guru mapel lain bisa mengulas lagi tentang makna Sumpah Pemuda bagi generasi millenial. Guru saat ini harus pandai menyampaikan ke siswa berupa media pembelajaran, membuat power point tentang kisah-kisah pemuda dari berbagai suku bangsa berkumpul untuk bersepakat mewujudkan Indonesia merdeka bersatu dan berdaulat.
Faktor lain pemuda sekarang pengorbanan dan semangat juang sangat berbeda bahkan menurun bila dibandingkan dengan semangat juang para pemuda zaman itu.
Pemuda sekarang dimudahkan dengan berbagai teknologi dan media. Tapi dengan teknologi yang ada budaya literasi tetap rendah.
Saya pernah bertanya ke beberapa siswa: “Milih membaca sejarah yang ada hubungannya dengan mata pelajaran atau main game?” Banyak diantaranya milih main game di HP. Fenomena anak-anak sekarang, banyak menghabiskan waktunya dengan asyik main game daripada belajar dan membaca banyak hal.
Saya yakin kalau pemuda sekarang disuruh menyebutkan siapa-siapa tokoh di balik terjadinya Sumpah Pemuda, pasti pada lupa atau bahkan tidak tahu. Yang mereka tahu tanggal kejadian dan isi sumpah pemuda.
Ayo pemuda Indonesia kita belajar lagi sejarah dari Sumpah Pemuda. Jangan sampai ingat tanggal tapi lupa maknanya.
Hari Sumpah Pemuda diadakan pada tanggal, 28 Oktober 1928, 93 tahun yang silam di Batavia (Jakarta). Kalau peristiwa ini tidak ada yang menyampaikan lagi, bisa-bisa ke depannya pemuda hanya ingat tanggalnya saja, tapi jiwa nasionalismenya mulai luntur.
Pemuda-pemuda kala itu bersemangat mewujudkan Indonesia merdeka, mereka mengadakan kongres pemuda kedua pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dengan menghasilkan suatu ikrar yang lebih dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yaitu:
Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea :
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga :
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah inilah yang membakar semangat juang pemuda Indonesia untuk mewujudkan Indonesia merdeka.
Siapa tokoh-tokoh pemuda pencetus Sumpah Pemuda? Mereka adalah pemuda-pemuda hebat yang dimiliki bangsa Indonesia saat itu, diantaranya :
Seogondo Djojopoespito, pemuda ini aktif dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sekaligus memimpin kongres kedua dan menghasilkan Sumpah Pemuda.
WR Soepratman, beliau pencipta lagu Indonesia Raya, saat kongres kedua, lagu kebangsaan ini sudah berkumandang dengan diiringi biola.
Moehammad Yamin, pemuda asal Sumatera, beliau adalah pencetus bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Mohammad Yaminlah yang mengetik naskah Sumpah Pemuda, karena dia sekretarisnya.
Amir Syarifudin pemuda asal Batak yang menjadi bendahara pada saat kongres Pemuda Indonesia kedua. Dia aktif memberikan sumbangsih pemikiran sehingga tercetuslah Sumpah Pemuda.
Dan tentunya masih banyak yang lain, diantaranya: Sie Kong Liong, pemuda keturunan Tionghoa, perannya sangat penting, karena rumah Sie Kong Liong yang berada di Jalan Kramat No. 106, Jakarta pusat digunakan untuk tempat kongres pemuda kedua. Sedangkan yang lain ada Sarmidi Mangoensarkoro, Soenario Sastrowardoyo, Djoko Marsaid, Johannes Leimena, Kartosiewirjo, Kasman Singodimejo, Mohammad Roem, A.K Gani, yang terakhir ini adalah seorang dokter yang berasal dari Sumatera.
Saya sebagai guru merasakan sangat miris sekali dengan kondisi pemuda sekarang. Mereka sudah mulai lupa atau tidak punya greget belajar sejarah perjuangan bangsa, terutama sejarah lahirnya Sumpah Pemuda. Apalagi anak-anak sekarang terutama anak usia SMA/MA/SMK sederajat, kalau guru sejarah menerangkan malah pada ngantuk. Mungkin metode mengajarnya yang diubah, coba dimasukkan program pendidikan luar sekolah, anak-anak diajak jalan-jalan ke museum.
Saya juga pernah ngajak jalan-jalan ke Museum untuk pendidikan yang diberikan di luar kelas. Mereka senang sekali, tapi tidak semua museum yang menjadi rujukan siswa dari SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/MA/SMK memiliki koleksi yang lengkap, terutama koleksi tentang peristiwa Sumpah Pemuda.
Mari kita bersama pemuda-pemuda Indonesia membangkitkan lagi semangat juang pemuda untuk membela tanah air, menjaga persatuan dan keutuhan bangsa yang dicetuskan pemuda-pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 masih relevan hingga kini. Kalau semangat itu hilang, maka lunturlah semangat juang pemuda sekarang. Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan suatu bangsa.
Mari kita tegakkan lagi 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI terus diutamakan dan diperjuangkan sebagai dasar kebangkitan Sumpah Pemuda.
Yang paling digalakkan dari pemuda sekarang ini bangkitkan lagi semangat literasi, terutama literasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Baca Bunga Rampai Kumpulan Artikel Nurul Azizah lainnya di sini: