SintesaNews.com – Kota Solo mencatatkan sejarah barunya lagi, pertama kalinya kota ini memperingati hari raya Nyepi, tahun baru Saka 1945/2023, dengan menyelenggarakan pawai Ogoh-Ogoh, di pusat Kota Solo pada Sabtu (18/3/2023) sore.
Pawai ogoh-ogoh berlangsung meriah, dengan disaksikan ribuan warga Solo, yang memadati jalanan kota di sepanjang Jalan Jendral Sudirman.
Pawai ogoh-ogoh ini diikuti sebanyak 23 kelompok budaya tidak hanya dari Solo raya, namun juga dari Bali hingga Yogyakarta.
Mereka menampilkan aneka Ogoh-ogoh, yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Namun ada saja ‘kadrun’ yang nyinyir mempertanyakan apa manfaatnya menggelar pawai Ogoh-ogoh di Solo.
“Manfaatnya apa yah ngadain yang begini utk warga solo, pak wali mohon dijelaskan?” tanya akun @gus_ur.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming pun menjawab melaui akun twitter resminya.
“Pemkot Solo memberi ruang untuk semua agama hingga komunitas untuk menggelar perayaan hari besarnya. Solo siap menjadi ruang eksistensi bagi seluruh warganya tanpa terkecuali, karena Solo menjunjung toleransi dan mengedepankan kebhinekaan,” kata Gibran.
Banyak juga netizen yan menimpali, salah satunya dari akun @Aki84628057
“Krn penduduk kota solo plural, menganut berbagai mcm agama. Mas wali bertindak adil dgn mengijinkan semua agama utk merayakan perayaan agamanya… Salaaah???”