Penulis: Lutfi Bakhtiyar
Namanya Siti Atiqoh Supriyanti, cucu KH Hisyam A Kharim pesantren Kalijaran-Purbalingga yang sangat dikagumi Gus Baha. Semenjak kecil didik dalam tradisi pesantren khas Indonesia yang bermashab Syafii lengkap dengan jilbabnya.
Tetapi jodoh mempertemukannya dengan Ganjar Pranowo, seorang politisi-nasionalis, kandidat kuat presiden Indonesia. Pastinya ada pro dan kontra soal kemungkinan Ibu Negara yang jilbaban.
First lady Indonesia memang lebih layak berkebaya ataupun berpakaian adat daerah Indonesia karena Ibu negara bertindak sebagai duta budaya, bukan wakil dari agama tertentu. Apalagi, posisi geoculture Indonesia bukan di Timur-Tengah tetapi di Asia Tenggara yang multi ethnict dan budaya.
Runyamnya memang di sini.
Jilbabisasi yang dipaksakan menyebabkan orang akan menyamaratakan antara jilbab KW dan Ori. Di kalangan masyarakatpun sebenarnya muncul perlawanan, pemakaian jilbab sebagai fashion bukan pakaian keagamaan.
Tetapi, percayalah bahwa orang Indonesia rata-rata lebih suka guyon dibanding mumet-mumet mikir seriusan.
Dulupun kaum Bapak ramai-ramai dasteran, termasuk yang suka teriak-teriak mati sangit, sekarang sudah kembali pake celana ataupun sarungan.