Siapa Cawapres Potensial untuk Ganjar?

Penulis: La Ode Budi

Saat ini Indonesia sedang menunggu siapa yang jadi Wapres dalam pilpres 2024. Jika merujuk pilpres sebelumnya, empat kali pemilihan langsung, wapres berasal dari profesional.

Tiap wapres hadir untuk menjawab situasi saat itu.

-Iklan-

2004, JK jadi wapres SBY, karena saat itu Indonesia membahas solusi ketimpangan pembangunan, sehingga ada wacana Indonesia menjadi negara federasi saja. JK hadir sebagai representasi Indonesia timur dan tengah. Saat itu, Golkar punya calon Wiranto – Solahuddin Wahid.

2009, Boediono jadi wapres SBY, karena saat itu ada presepsi “matahari kembar” wapres dan presiden. JK sudah jadi ketum Golkar. Boediono hadir dari profesional menjadi solusi (tanpa disangka).

2014, masalah ketimpangan belum juga tuntas. Indonesia timur dan tengah, merasa berita pembangunan masih Jawa sentris. Jokowi menarik JK, sebagai representasi Indonesia timur dan tengah untuk mewujudkan pembangunan Indonesia sentris.

2019, masalah agama dan kepentingan umat (Islam) masif mengisi opini publik. Maruf Amin dihadirkan jadi cawapres, jadi bukti Jokowi menghormati ulama dan mengutamakan kepentingan umat. Jokowi yang inginkan Machfud MD, kalah dari keinginan partai-partai.

Tahun 2024, Indonesia menghadapi isu keberlanjutan pembangunan, perlunya pembangunan dan kepatuhan terhadap hukum, kelenturan menyiapkan SDM generasi-Z, kebersatuan nasionalis dan religius. Indonesia sedang menangkap kesempatan menjadi negara besar.

Semua konteks di atas, akan menghadirkan tokoh cawapres yang berbeda.

Untuk keberlanjutan pembangunan infrastruktur dan keadilan pembangunan, tokohnya adalah Basuki Hadimuljono. IKN dan pemerataan akan sampai ke tujuannya.

Pembangunan dan kepatuhan hukum, tokohnya adalah Machfud MD. Keadilan harus hadir untuk menopang semua cita-cita besar bangsa.

Kelenturan komunikasi dan mengasah potensi generasi-Z, tokohnya Erick Thohir atau Sandiaga Uno.

Kebersatuan nasionalis dan religius, bisa Nazaruddin Umar atau tokoh NU lainnya.

Semua nama-nama di atas, bercirikan memiliki nilai-nilai dan karakter pribadi yang kuat : bersih, profesional di bidangnya, sudah selesai dengan dirinya dan hadir dengan prestasi (bukan dengan wacana).

Kita harus menunggu siapa yang akhirnya ditetapkan partai-partai. Mana tahu tiba-tiba, Prabowo jadi wapres Ganjar.

Kita harus siap dengan kejutan.

KIBAR INDONESIA

Baca juga:

Ganjar Presiden, Menjamin Kestabilan Politik Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here