Semiotika Politik Jokowi, Ganjar, Anies, Megawati, dan Prabowo

Semiotika Politik

Penulis: Dahono Prasetyo

Analisa politik adalah kepekaan menterjemahkan bahasa simbol-simbol yang telah terjadi dan sedang terjadi. Simbol yang serupa puzzle-puzzle terpisah yang bila disatukan membentuk sketsa gambaran nyata situasi sebenarnya yang sedang terjadi.

Bagaimana seorang Anies Baswedan hanya untuk memenuhi kebutuhan beras warga sampai keluyuran lintas propinsi. Lalu Jawa Tengah sebagai populasi terbesar partai terbesar justru sedang terjadi perang besar antar elitenya. Atau mesranya Megawati dan Prabowo berdua meresmikan patung Bung Karno berkuda di depan Kantor Kemenhan.

-Iklan-

Yang terakhir terjadi munculnya 2 puzzle berbeda dalam waktu yang bersamaan. Seorang tokoh dan politikus saat ditanya dan mengomentari situasi politik yang sedang berkembang, jawaban normatif akan muncul serempak bahwa mereka sedang fokus menangani pandemi. Tidak mikir fenomena politik dulu sebelum pandemi teratasi.

Sekali lagi kita mesti peka “body language” sebagai simpul simbol yang sebenarnya. Jumat 11 Juni 2021 Megawati melakukan orasi ilmiah saat pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar tidak tetap di Universitas Pertahanan. Bisa dipastikan seluruh elite partai yang dipimpinnya hadir ditambah Prabowo yang pasti tidak sendirian. Datang bersama gerbong elite partainya.

Di Kota Semarang pada hari yang sama, Presiden Jokowi ke kota Semarang menghadiri acara vaksinasi massal didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Entah kebetulan atau disengaja masing-masing pihak protokoler tokoh politik nasional itu seolah janjian menjadwalkan pada hari yang sama.

Megawati dan Prabowo yang sibuk dengan gelar kehormatan dan Jokowi Ganjar yang sibuk mensosialisasikan vaksin. Masyarakat bisa menilai mana yang sosok yang serius memikirkan pandemi dan yang hanya “basa basi “. Sepenting apakah pemberian gelar profesor kehormatan dibanding penanganan pandemi?

Dari gesture mereka apakah bisa disimpulkan Jokowi mendukung Ganjar maju Pilpres 2024, belum tentu juga. Apakah Megawati diasumsikan berkoalisi dengan Prabowo, itu sudah pasti.

Hari ini puzzle kembali dimunculkan. Minggu 13 Juni 2021, Jokowi memberikan pidato sambutan di hadapan Relawan Seknas Jokowi. Pesan tersirat disampaikan agar para relawan pendukung Jokowi untuk bersabar, jangan grusa-grusu. Suatu saat Jokowi akan menyampaikan ke mana kapal besar relawan yang mendukungnya hingga 2 periode ini akan diarahkan.

Bahasa kalimat agar bersabar, berarti selama ini dia merasakan ada yang sudah tidak sabar? Jangan grusa-grusu berarti mengingatkan mereka yang telah grusa-grusu? Siapa yang tidak bersabar dan siapa yang grusa-grusu, tanpa menyebut nama sudah bisa ditebak, karena yang pasti bukan Ganjar.

Jokowi memegang “kartu As” suara kemenangan siapapun yang maju Pilpres 2024. Baik-baiklah sama beliau. Bukan malah “dikerjain” memakai pengajuan anggaran alat perang senilai Rp 1.760 Trilyun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here