Sehabis Puasa Ramadhan, Kita Ingin Jadi Ular atau Kupu-kupu


Sebagai makhluk Tuhan pasti mengalami yang namanya puasa. Tidak hanya pada manusia, Tuhan pun memerintah makhluk lain seperti hewan untuk menjalankan ibadah puasa. Agar perintah puasa ini dijalankan dengan baik, maka Allah mewajibkan setiap makhluk untuk berpuasa.

Mengapa demikian: karena dengan berpuasa kita bisa menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Tidak semua makanan boleh di makan, kalau kita rakus maka penyakit akan datang menggerogoti tubuh kita.

Jadi manfaat puasa bagi kesehatan antara lain menjaga kesehatan kulit dan mencegah jerawat, memperbaiki fungsi organ hati dan ginjal. Manfaat lainnya menjaga stabilitas kadar gula darah dalam tubuh dan mengurangi resiko diabetes serta yang lainnya. Untuk itulah Allah SWT mewajibkan hamba-Nya berpuasa. Karena puasa ini perintah ya tentunya pahalanya akan diberikan secara melimpah pada hamba yang mau menjalankan. Diampuni segala dosa dan dijanjikan oleh Allah masuk ke dalam Surga-Nya.

-Iklan-

Kini puasa Ramadhan telah berakhir, sebagai hamba yang bertaqwa tentu akan lebih baik ibadah dan amalannya di luar bulan Ramadhan. Atau malah sebaliknya, setelah berpuasa sebulan penuh kita tetap menjadi hamba yang sama saat sebelum puasa. Masih suka marah, garang, sombong, dan tetap rakus.

Penulis ambil contoh dua hewan yang berpuasa. Yang pertama ular dan kedua ulat. Ular berpuasa untuk mengganti kulitnya serta meningkatkan suhu tubuhnya. Ular berpuasa setelah memakan mangsa besar. Ular berpuasa lebih dari satu bulan bahkan ada yang berbulan-bulan di suhu yang dingin. Saat ular berpuasa tidak makan dan minum, bersembunyi, diam dan menjadi penyabar. Setelah puasa selesai, kulit luar ular mengelupas dan ganti kulit baru. Badannya membesar dan memanjang. Yang terkelupas hanya kulitnya, karakter aslinya masih tetap. Ular semakin ganas memakan mangsanya. Ular menelan mangsa yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Ular hanya sebagai ibroh bahwa setelah berpuasa hanya ganti kulit saja. Namanya tetap sama, sifat rakus doyan makan dan tidak selektif. Bahkan untuk bisa menelan mangsanya ular memiliki sifat licik, penuh tipu daya dan berkhianat, yaitu ular memakan teman sendiri (ular makan ular).

Hewan ke dua yaitu ulat, sebelum berpuasa, tubuhnya penuh bulu yang mengandung zat kimia beracun, wajahnya buruk rupa, memakan daun dan rakus. Kemudian ulatpun berpuasa dengan menutup diri dalam kepompong untuk merubah diri menjadi lebih indah, yaitu menjadi kupu-kupu.

Mengapa ulat berpuasa, ya karena sering diejek hewan lain sebagai hewan yang buruk rupa. Maka ketika puasa itu datang, maka ulat menutup diri dalam kepompong. Hanya butuh waktu 14-16 hari. Telat ulat berpuasa untuk merubah kualitas hidupnya. Untuk mencegah hawa nafsu makannya. Setelah puasanya selesai ulat keluar dari kepompong sebagai kupu-kupu yang cantik dan indah warnanya.

Setelah puasa selesai ulat merubah bentuk yang lebih indah. Cara bergerak ulat berubah, dari menjalar menjadi terbang. Makanan ulat berubah dari daun menjadi sari putik bunga. Sifat dan tabiat ulat berubah dari perusak alam menjadi membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan. Jadi kehadiran kupu-kupu sangat berarti bagi bunga yang mekar.

Kita sebagai manusia bisa mengambil pelajaran atau ibroh dari puasanya ular dan ulat.

“Ular berpuasa, wajahnya ular tetap sama dari sebelum dan sesudah puasa. Namanya juga sama yaitu ular. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa juga sama. Bahkan setelah puasa badannya membesar dan memanjang, tentu menelan mangsa yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Sedangkan ulat setelah berpuasa akan merubah namanya menjadi kupu-kupu. Makanannya juga berubah, cara makannya juga berbeda. Hingga prilakunya juga berubah.

Ibroh dari puasa ulat, wajah menjadi indah, makannya juga tidak sembarang makanan. Hanya mengisap madu di bunga-bunga yang bermekaran. Karena dihisap kupu-kupu, bunga mengalami penyerbukan, dari bunga menjadi buah dan kemudian keluar biji yang akan menjadi benih di kemudian hari.

Puasa Ramadhan diharapkan bisa memberi manfaat kepada orang yang menjalankan. Baik untuk meraih pahala di akhirat maupun menjadi manusia yang lebih bertaqwa yang bisa memberi manfaat kepada orang lain.

Khairunnaas anfa’uhum linnaas (sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi manusia lainnya. Semoga apa yang penulis paparkan bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan diri pribadi penulis pada khususnya. Semoga di hari raya idul fitri kita bisa suci kembali.

Nurul Azizah penulis buku “Muslimat NU Militan untuk NKRI.”

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

Baca:

Mengapa Umat Islam Senang Menyambut Idul Fitri?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here