Secuil Kisah Mbalelo-nya Prabowo Sejak Dulu, Prabowo vs Johnny Lumintang (Bag.1)

Penulis: Erri Subakti

Mungkin track record hidup Prabowo akan dicatat sejarah Indonesia sebagai salah satu orang yang kontroversial sejak muda. Beberapa tindakannya bahkan berurusan dengan keamanan negara.

Salah satu contohnya, saat masih menjabat sebagai wakil komandan Gultor Kopassus, ia menggerakkan pasukan tanpa sepengetahuan komandannya saat itu, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan. Ada saja alasan yang “halu” bahasa anak jaman sekarang, bahwa negara dalam keadaan genting sehingga pasukan ia gerakkan.

-Iklan-

Yang pernah tercatat juga adalah perseteruannya dengan Letjen TNI (Purn.) Johnny Lumintang.

Letjen TNI (Purn.) Johnny Lumintang adalah orang Manado. Ia dan Prabowo sebenarnya masih saudara. Prabowo masih adik sepupu Lumintang. Ny. Soemitro Djojohadikusomo, ibu Prabowo, adalah seorang perempuan asal Manado dan beragama Kristen.

Dari Ny. Soemitro inilah hubungan keluarga Prabowo dan Lumintang terjadi. Namun, kendati mereka berdua masih saudara, jalan yang ditempuh masing-masing berbeda.

Prabowo, lulusan Akmil 1974, memilih jalan politik aliran di klik “ABRI Hijau”, sedangkan Lumintang memilih berada di jalur ajaran Panglima Besar Jendral Soedirman, menjadi TNI yang Nasionalis. Ia tergabung di kelompok “ABRI Merah-Putih.”

Permusuhan Lumintang vs Prabowo sudah dimulai sejak Lumintang jadi Komandan Korem 164/Wiradharma Timor Timur (1993-1995). Prabowo, sebagai Wadanjen Kopassus, sering melakukan operasi-operasi intelijen dan operasi militer di Timor Timur, di luar pengetahuan Lumintang.

Lalu, pertikaian keduanya berlanjut ketika Prabowo dan pasukan Kopasusnya datang ke Irian Jaya (kini Papua) untuk ikut menangani kasus penyanderaan sejumlah peneliti oleh gerilyawan Organisasi Papua Merdeka (OPM), 1996.

Prabowo ketika itu Danjen Kopasus dan Lumintang adalah Kasdam XII/Trikora. Kodam Trikora, ketika itu Pangdamnya Mayjen TNI Dunidja, marah karena pasukan Prabowo tidak mau tunduk di bawah komando Panglima Kodam, dan bahkan melancarkan operasi sendiri, tanpa koordinasi dengan pasukan Kodam.

Sepanjang karier militernya, Johny beberapa kali bertaut dengan Prabowo Subianto.

Tak lama usai kejatuhan Soeharto, ia diminta menjabat Panglima Kostrad menggantikan Prabowo.. Lalu di akhir Oktober 1998, Johny kembali diminta menggantikan Prabowo sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI.

Tahun-tahun berlalu hingga 2024. Sosok ini masih saja bikin geger skala nasional meski fisiknya sudah terseok-seok jalannya dan sangat nampak gangguan psikologis dan tekanan darahnya yang masih baperan dan emosian.

Mungkin benar seloroh netizen 5-10 tahun lalu, “Kalau ada Pilpres jangan bilang-bilang dia, rese orangnya….”

Bersambung…

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here