Seberapa Indonesia Kamu? Menjadi Indonesia Sejak TK dengan Nilai-nilai Ke-Indonesia-an

Penulis: Roger “Joy” Paulus Silalahi

Masih TK, masih 0 Besar, setiap pagi disuruh baris 2 banjar di depan kelas, untuk kemudian satu persatu menyalami Ibu Siti (nama guru TK 0 Besar saya), lalu masuk ke dalam kelas. Di depan kelas Ibu Siti memberi komando, maklum TK Tentara, jadi saya istilahkan komando, walaupun aslinya adalah ajakan untuk duduk yang rapih, sambil bernyanyi. Kemudian Ibu Siti berkata; “Selamat pagi anak-anak…”, dijawab oleh semua secara bersamaan; “Selamat pagi Ibu Guru…”. Lalu Ibu Siti akan mengajak kita bernyanyi lagu pendek untuk duduk yang rapih.

Tangan ke atas, tangan ke samping, tangan dilipat, duduk yang rapih.

-Iklan-

Ketertiban diajarkan sejak dini, berbaris di depan kelas, masuk satu persatu, duduk yang rapih, itulah nilai yang ditanamkan sebagai perwujudan budaya cantik Indonesia. Hidup dengan tertib, paham kapan bagiannya untuk bergerak masuk ke kelas, tidak merebut jatah orang lain, tidak iri pada posisi orang lain, karena semua punya saatnya masing-masing dan bagiannya masing-masing.

Ketika masuk kelas, semua menyalam tangan Ibu Guru, menghormati, dan ketika sudah duduk, secara bersamaan semua memberi salam. Ada saat kita sendiri melakukannya, ada saat secara bersama-sama menyampaikan sapaan hormat. Hormat pada guru, membalas sapaan dengan baik. Nilai luhur bangsa Indonesia ditanamkan dalam keseharian.

Hingga saat ini, berpapasan dengan siapapun yang terucap adalah; “Selamat pagi…” sambil tersenyum. Nilai ke-Indonesia-an tertanam dengan baik, ramah tamah, bukan marah-marah, tersenyum, bukan terpaksa.

Senyum sapa salam sudah dilakukan orang Indonesia semenjak dahulu kala, karena sifatnya yang kekeluargaan, cerminan dari budaya saling tolong menolong. Kebiasaan memberi senyuman dan sapaan saat bertemu orang yang lebih tua atau sebaya, bahkan orang lain yang tidak dikenal ini menjadi tradisi yang melekat pada diri, jati diri orang Indonesia. Selain senyuman, sapaan dan salam pun menjadi ciri yang menunjukkan kepedulian antar anggota masyarakat.

Memberi senyuman, sapaan, dan salam, dinilai sebagai kebiasaan yang perlu diajarkan oleh keluarga, sekolah, kampus dan lingkungan sekitar. Seharusnya, setiap lembaga sosial menjadikan kebiasaan ini sebagai nafas, bukan hanya kepedulian yang tampil, tapi juga sebagai rasa hormat dan menghargai orang lain.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah dan tahu sopan santun, menyampaikan sapaannya dengan senyum, sebagai wujud penghargaan pada orang lain. Ciri ini pula yang membangkitkan nama Indonesia sebagai tujuan wisata dunia, kenyamanan yang diciptakan dari keramahtamahan menjadi salah satu daya tarik utama Indonesia.

“Sapalah, senyumlah, tanpa paksaan, tanpa kemunafikan, menghargai dan menghormati, dengan tulus, untuk kebaikan, budayakanlah”.

“Anak Indonesia tertib, murah senyum, ramah tamah, dan selalu menghormati serta menghargai orang lain”.

Kita, anak Indonesia… Kamu…?

-Roger Paulus Silalahi-

Baca juga:

Bandung Masa Lalu Penghasil Artis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here