Penulis: Nurul Azizah
Peristiwa berdarah pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau brigadir J telah menyedot perhatian masyarakat luas. Peristiwa pembunuhan terjadi tanggal 8 Juli 2022 baru terungkap sebulan kemudian. Ini berdasarkan keterangan dari Kapolri saat jumpa pers di Mabes Polri.
“Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J (Yosua) yang mengakibatkan saudara J meninggal dunia ini dilakukan saudara RE (Richard Eliezer) atas perintah saudara FS (Ferdy Sambo),” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Probowo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Sudah satu bulan lebih peristiwa ini terus bergulir, setelah FS ditetapkan sebagai tersangka, kini sejumlah polisi ikut terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Kita semua warga negara ikut prihatin dengan peristiwa tersebut, semoga tim khusus bentukan Kapolri bisa bekerja dengan sebaik-baiknya. Tim khusus akan bekerja secara profesional.
“Kami mengharapkan bahwa kasus ini bisa dilaksanakan secara transparan dan objektif karena kasus ini menyangkut masalah anggota, kami juga ingin peristiwa yang ada betul-betul terang,” kata Listyo kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa (12/7/2022).
Kita sebagai warga negara yang baik tabayyun dan tenang, kalau ada berita tentang perkembangan kasus kematian Brigadir J, ya kita terima saja, tidak usah ikut menghardik, emosi dan terus mengikuti berita, sampai-sampai lupa akan pekerjaan kita.
Kejadian pembunuhan Brigadir J oleh atasannya yang seorang petinggi polisi akan selalu dikenang oleh masyarakat luas. Luka ini bukan saja luka dari keluarga besarnya. Kematian Yosua ini bukan saja luka seorang Hutabarat atau Batak saja, tapi kematian Yosua adalah luka seluruh anak bangsa. Matinya Yosua karena dalih siapa yang lebih berkuasa dan kesewenang-wenangan atasan kepada bawahan. Betapa kejamnya FS kepada Yosua, orang yang sudah mengabdikan diri untuk pekerjaannya, anggota polisi yang taat kepada atasannya dihabisi dengan sadis.
FS seorang penjahat tidak lagi seorang polisi. Kalau polisi seharusnya melindungi sesama anggota polisi dan juga melindungi warga masyarakat.
Tetapi tidak untuk FS, FS malah merencanakan pembunuhan berdarah ini. Bahkan menjanjikan Bharada E uang Rp 1 miliar karena telah mengeksekusi Brigadir J hingga meninggal. Uang tersebut rencananya akan diberikan saat kasusnya di SP3 atau dihentikan penyidikannya oleh polisi. Janji FS tinggallah janji, uang tak diterima Barada E tapi kasusnya terbongkar.
Sungguh di luar dugaan masyarakat, FS sampai tega merencanakan pembunuhan Brigadir J dengan mengenaskan. Setan apa yang menghantui FS sehingga perilakunya tidak layak sebagai anggota kepolisian. FS lebih sebagai seorang penjahat. Tidak pantas sebagai publik figur, panutan dan pengayom masyarakat.
Netizen ramai sindir FS di Twitter diantaranya: “Dia pikir dia paling hebat.” Netizen lain menulis media sosial, “udah kayak drakor Korea kasusnya, tinggal motifnya, semoga hukumannya maksimal ya buat Sambo.” Ada lagi netizen yang berani terang-terangan, “kejahatan Sambo tergolong luar biasa. Otaknya Sambo Jahat banget, semuanya lo tumbalin.”
Ayo kita dukung Pemerintah dan Polri untuk bisa menuntaskan peristiwa berdarah ini. Kita serahkan kasus FS dan Brigadir J ini kepada ahlinya. Apalagi Presiden Joko Widodo sudah meminta Kapolri untuk usut tuntas sampai ke akar-akarnya.
Mari kita semua warga negara Indonesia untuk kembali fokus pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-77 pada hari Rabu, 17 Agustus 2022.
Jangan sampai kita lengah dengan pergerakan para pengacau negeri ini yang dilancarkan oleh para oknum tertentu.
Kita jaga bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini tetap kondusif.
Jangan sampai negeri ini goyah karena terlenanya kita dengan bahaya faham khilafah intoleransi. Kita jaga empat pilar kebangsaan untuk menyatukan tekad bulat bangsa Indonesia agar tidak terbelenggu oleh tindakan-tindakan anarkis yang dilakukan oleh pengacau bangsa ini. Para rente-rente yang sengaja memanfaatkan suatu momen kematian Brigadir J untuk mencari uang.
Sekali lagi kita dukung kinerja Polri untuk mengusut kematian Yosua. Masyarakat kembali fokus bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Kita juga mendukung program-program kerja pemerintah untuk terus berbenah diri mengejar ketertinggalan bangsa ini terhadap bangsa lain. Fokus dan fokus membangun negeri bersama semua komponen anak bangsa.
Nurul Azizah penulis buku “Muslimat NU Di Sarang Wahabi” minat hub. penulis 0851-0388-3445 atau SintesaNews.com 0858-1022-0132