Saatnya Bumikan Pancasila, Kibarkan “Hanya” Merah Putih & Gemakan Indonesia Raya

Penulis: AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal)

Tanggal 1 Juni selalu kita peringati sebagai Hari Kelahiran Pancasila, Dasar, Ideologi, Identitas dan Jatidiri Bangsa.

Pancasila memang luar biasa, mulai disuarakan pertama kali pada pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 ketika pidato dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Pidato Bung Karno saat itu pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Dan kemudian disahkan setelah melalui beberapa proses persidangan.

-Iklan-

Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Meski Sebagian besar Rakyat Indonesia pun juga meyakini bahwa Pancasila lahir jauh-jauh tahun sebelum 1945, banyak yang meyakini Pancasila lahir era medio 1920-an, bahkan nama Pancasila sudah dijadikan Madrasah di beberapa tempat di Indonesia medio saat itu. Dan yang mencengangkan adalah 1942 sudah berdiri Madrasah Pantjasila di Kaimana, Papua.

Saat ini, kita tidak ingin membahas tentang hari lahirnya Pancasila, selain hari lahirnya yang sudah final, Pancasila juga sudah final menjadi Dasar, Ideologi, Jatidiri dan Identitas Bangsa, yang akan selalu kita peringati hari lahirnya setiap 1 Juni.

Satu Dekade terakhir Pancasila kembali mendapatkan rongrongan dari faham ideologi trans nasional yang terbungkus nan diwadahi dengan kemasan sangat “menjual”, dengan memakai ormas-ormas FPI HTI dll., yang syukur alhamdulillah keduanya (FPI HTI) sudah dibubarkan, HTI 2017, dan FPI 2020.

Namun apakah rongrongan terhadap Pancasila sudah selesai? Belum!!!

Eks HTI FPI masih bebas dengan sebebas-bebasnya seluas-luasnya menyebarkan faham ideologi trans nasional yang “haram” terlarang meskipun dengan pola, cara dan kegiatan yang seakan-akan sangat terbatas.

Namun dalam kenyataan pada praktiknya mereka masih terus eksis menyebarkan faham ideologi trans nasional terlarang “haram”-nya dengan segala macam pola-nya.

Bisa kita lihat banyaknya anak-anak sekarang dan generasi muda yang “tidak hafal” sila-sila Pancasila.

Apakah sebabnya? Apakah kita kekurangan guru-guru pengampu mata pelajaran PMP/PPKN???

Tidak, kita tidak kekurangan guru guru PMP/PPKN, namun karena banyaknya orang-orang eks HTI/FPI yang masih berideologi anti Pancasila masih menjadi guru dan ASN di negeri ini, tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dari perkotaan, pesisir, hingga pedalaman dan pegunungan.

Selain Itu, banyak pula muncul sekolah dari mulai pendidikan anak usia dini hingga Sekolah Menengah Atas dan lembaga, yayasan serta sekolah berasrama yang berfaham ideologi trans nasional “haram” terlarang Khilafah Tahririyah.

Tak ada solusi konkret selain menutup itu semua, dan mengganti guru-gurunya.

Kita bisa melihat beberapa hari lalu “viral” video anak-anak diajarkan lebih mencintai bendera negara Palestina dengan mengibarkanya. Dan kita harus ingat beberapa tahun lalu di berbagai kota anak-anak TK dan SD pawai memakai bendera ISIS/HTI lengkap dengan atribut seragamnya.

Ini sebuah bencana besar dan harus segera ditindak dengan tegas, dengan langkah-langkah konkret dari pemerintah dalam rangka menyelamatkan “generasi mendatang”, anak cucu kita calon penerus bangsa agar tetap setia kepada Pancasila dan Negara. Tidak berubah menjadi berfaham ideologi Khilafah tahririyah, Intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Kita juga harus lebih membumikan Pancasila di setiap acara dan kegiatan, baik acara kegiatan formal maupun non formal.

Caranya? Bisa dengan menggabungkan Gerakan Kumandangkan Lagu kebangsaan Indonesia Raya seperti yang dilakukan di Yogyakarta. Nah, setelah Selesai menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan cara beriringan melafalkan Pancasila, yang dipimpin oleh 1 orang yang maju di depan sembari memegang dan mengangkat Bendera Kebangsaan “Merah Putih”.

Hal-hal tersebut bisa dilakukan dalam setiap akan memulai kegiatan, ataupun sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar, ataupun ditetapkan jam dan waktunya seperti yang dilakukan di Yogyakarta.

Sebuah langkah yang mudah dan sederhana untuk kembali menggelorakan “Nasionalisme dan Kebangsaan” yang merupakan masa depan. Membumikan Pancasila, Mengibarkan “hanya” Merah Putih setinggi-tingginya setegak-tegaknya, dan menggemakan kembali Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Kembali “Ngaji Pancasila” untuk memperkuat Persatuan dan Kesatuan sesama anak bangsa agar selalu menyala jiwa nan mental “Nasionalisme dan Kebangsaan”, sebagai wadah untuk memperkuat jiwa dan semangat patriotisme, cinta tanah air, semangat menjaga bangsa, bela negara, lestarikan pancasila, dan merawat tradisi budaya Nusantara.

Negeri Ini sedang darurat tentang masalah “Nasionalisme dan Kebangsaan”, hal ini bisa dilihat dari banyaknya para figur sarabpatinggenah yang terang-terangan berani menghina, menolak Pancasila, menolak lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan mengganti bendera merah putih dengan bendera ISIS HTI dan bendera Palestina.

Tentu hal itu tidak boleh kita diamkan.

Selamat Hari Kelahiran Pancasila, Saatnya Pancasila menjadi Ideologi Tunggal di negeri ini.

Bumikan Pancasila dari Sabang sampai Merauke, di perkotaan, pedalaman, desa, kampung pesisir dan pegunungan.

Hanya Merah Putih yang berkibar berdiri tinggi tegak di bumi pertiwi.
Dan hanya Indonesia Raya yang menjadi lagu kebangsaan tunggal di negeri ini, bukan lagu lagu ISIS HTI!!!

MERDEKA…!!!

AR Waluyo Wasis Nugroho
GARDA BENTENG NUSANTARA
bersatu berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here