Penulis: Arfan Achyar
Ada beberapa profesi yang sangat gue hormati di dunia ini. Tapi yang paling gue hormati adalah guru/pendidik/pengajar. Gue bisa kayak sekarang ya karena guru-guru gue dulu. Anak-anak gue bisa masuk PTN ya karena guru-guru mereka.
Barusan ada orang yang dateng ke rumah, seorang guru. Mau ambil SIM dia yang gue pegang karena nyundul mobil.
Jadi ceritanya, beberapa hari lalu, istri bawa mobil. Di jalan disundul motor. Yang bawa motor seorang ibu-ibu yang ternyata guru. Istri dan si ibu guru itu akhirnya berdamai dan si ibu guru mau mengganti klaim asuransi bemper mobil yang keluar posisinya. Akhirnya SIM si ibu guru dipegang istri dengan janji dari si ibu guru mau mengganti uang klaim.
Barusan si ibu guru datang naek motor bersama suaminya ke rumah. Mau mengambil SIM dia yang gue pegang. Gue ajak ngomong sebentar biar dia gak setres. Gak lama, paling 10 menit kemudian, SIM dia gue balikin, dan dia langsung nyodorin amplop.
Dengan tegas gue tolak. Gue bilang, gak usah bu, saya sudah ikhlasin. Ibu pegang saja. Dia beberapa kali tetap memaksa gue untuk ambil. Tetap gue tolak dan gue bilang, mudah-mudahan ibu sehat terus ya. Hati-hati di jalan karena murid-murid ibu dan keluarga ibu, butuh ibu.
Akhirnya dia nyerah dan terdiam. Ada aer mata di sudut matanya, dan dengan suara yang dia coba tegarkan, dia bilang: makasih ya pak. Semoga bapak sekeluarga sehat terus dan dilancarkan terus rejekinya. Trus mereka pulang.
Buat gue ini bukan soal duit. Ini soal kejujuran si ibu guru yang datang ke rumah mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dengan berani dia datang untuk memenuhi janji dia ke istri soal penggantian uang klaim asuransi.
Buat gue itu udah cukup buat nunjukin kualitas dia sebagai manusia dan karena itulah gue tolak uang dari dia. Gue gak tau berapa yang dia masukin ke amplop tapi gue yakin, berapa pun yang dia masukin ke amplop dan dia sodorin ke gue, pasti lebih bermanfaat buat dia dan keluarganya.
Bangsa ini masih akan baik-baik saja selama masih ada orang jujur dan berani bertanggung jawab seperti si ibu guru tadi.
Tetap sehat ya bu dan tetap didik anak-anak Indonesia supaya jadi manusia yang baik dan bertanggung jawab.
Sekian tulisan waras bin lempeng tanpa malah-malah malem ini.
Ok, what’s for dinner?
#ngacirkedapur