Reuni 212 untuk Apa?

Penulis: El Khusaini

Melihat situasi dan kondisi yang masih dalam situasi pandemi C19. Terutama dalam masa PPKM. Walaupun sudah ada yang level 1, 2, bahkan masih ada yang level 3. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan pemerintah dalam menangani pandemi ini.

Dalam pandemi masih ada saja oknum atau ormas terlarang, bahkan telah dibubarkan oleh pemerintah. Malah mau mengadakan sebuah acara yaitu Reuni 212. Akankah pemerintah menindak acara tersebut.

-Iklan-

Massa dari latar belakang yang berbeda, daerah yang berbeda, serta kemungkinan bisa membawa penyakit yang berbeda pula. Terutama dalam situasi pandemi. Akan tetapi kenapa para petinggi ‘alumni 212’ tetap ngotot mengadakan sebuah acara reuni 212 tersebut.

Dalam acara tersebut terdiri dari beberapa orang dari berbagai petinggi. Terutama ormas yang telah dibubarkan oleh pemerintah. Terutama HTI dan FPI.

Akankah hal Ini bisa dibiarkan begitu saja dalam situasi pandemi seperti ini. Ya, memang benar dalam acara ini hanya sebuah reuni 212 saja. Jika dilihat dari segi latar belakang yang berbeda akankah prokes kesehatan tetap berjalan lancar.

Tetapi lancar atau tidaknya tergantung para petingggi mereka dalam menyisipkan rangkaian kata yang dibasuh dengan mulut manisnya saja. Sama halnya orang munafik.

Tarik ke belakang lagi sejarah FPI dan HTI dalan kemerdekan bangsa apa perannya dalam memperebutkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Yang ada hanya membuat chaos keributan setelah bangsa Indonesia ini merdeka. Ormas tersebut hanyalah impor dari negara lain. Bahkan bisa dikatakan sampah.

Contoh saja di negara Palestina. HTI gagal berdiri kokoh juga. Yang diklaim untuk merebut kemerdekaan Palestina. Apakah pemerintah Indonesia akan diam saja. Semoga TNI dan POLRI menindak tegas ormas yang telah dibubarkan. Terutama pada acara Reuni 212, yang tidak sama sekali mempunyai peran penting dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan mempertahkannya. Yang ada hanyalah membuat chaos keributan saja

Melihat saat ini sekitar satu bulan kemarin para pedagang kaki lima saja, dan pedagang lainnya ditangkap dan disuruh berhenti berjualan dengan alasan dalam situasi pandemi. Dengan acara tersebut yang menimbulkan sebuah kerumunan bahkan kumpul-kumpul tanpa memperhatikan jarak. Akankah tetap dibiarkan saja.

Dengan adanyan reuni 212 bisa saja sebuah rencana untuk membuat kerusuhan, bahkan keributan untuk memecah belah bangsa ini. Saya berharap kepada aparat terutama kepada TNI dan POLRI untuk menindak tegas.

Di acara reuni tersebut mayoritas isinya orang-orang yang haus kekuasan, bahkan menjadi oposisi pemerintah, petinggi ormas terlarang. Bahkan selalu memberontak kepada pemerintah. Contoh saja peristiwa Jakarta waktu melengserkan Ahok saat menjadi Gubernur DKI.

Dalam hal itu akankah masih dibiarkan begitu saja yang sudah terlihat jelas dari rekam jejak mereka. Kalau perlu tangkap sekalian. Bahkan orang-orang yang berkumpul di acara reuni 212 mulai dari petinggi 212 sampai bohir-bohirnya bisa dikatakan tidak tau diri. Tidak ingatkah jika mereka hidup di Negara Indonesia.

Mengapa bisa demikian, karena hati dan nafsu mereka telah ditutup oleh kejelekan-kejelekan mereka sendiri. Mulai membuat kerusuhan, keributan, kerusakan dan hal ini menimbulkan khehawatiran pada rakyat Indonesia.

Semoga acara ini tidak jadi berlangsung dan berjalan dengam lancar karena bertentangan dengan keutuhan bangsa ini. Semoga TNI dan Polri bisa memahami situasi yang telah beberapa uraian di atas. Dan kita semua berdoa, semoga Pemerintah, TNI, POLRI dan keamanan lainnya bahkan rakyat Indonesia tetap tabah dan kuat dalam mempertahankan keutuhan bangsa ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here