Relawan Sejati Tidak Perlu Komando

Penulis: Ganda Situmorang

Beredar video cuplikan rekaman Bapak Presiden Jokowi pada saat pembukaan perhelatan salah satu organ Relawan Jokowi.

Di situ Presiden Jokowi menyampaikan “pesan” kepada seluruh Relawan Jokowi agar jangan terburu-buru (ojo kesusu), jangan grasa grusu, tunggu komando.

-Iklan-

Gerakan Relawan Jokowi sejak pilpres 2014 sejatinya muncul secara spontanitas tanpa komando. Justru di situlah letak kekuatan mesin organ-organ Relawan Jokowi yang jumlahnya mencapai ratusan organ dari Sabang sampai Merauke.

Karakteristik spontanitas sporadis dari akar rumput inilah yang terbukti menjadi cikal-bakal militansi dan disrupsi arus utama Tim Kampanye oleh Koalisi Partai Politik pengusung capres.

Di situlah jawaban mengapa popularitas figur Jokowi tidak melulu berbanding lurus dengan popularitas partai-partai pendukung.

Gerakan spontan Relawan Jokowi yang sporadis tanpa struktur komando terpusat, inilah antitesa yang terbukti mampu mengulang kenangan pilpres tahun 2014 dengan mengalahkan strategi kampanya TSM Prabowo-Sandi pada Pilpres tahun 2019.

Militansi Relawan Jokowi dengan sendirinya terbayar lunas ketika berhasil menghantarkan Jokowi ke kursi RI 1 hingga 2 periode.

Relawan sejati tanpa pamrih yang berserakan di seantero Nusantara cukup dibayar lunas oleh Jokowi dengan bekerja secara konsisten mengemban amanat Konstitusi, Pancasila dan Bhinneka Tinggal Ika.

Sehingga agak sumbang juga sebenarnya saya mendengar pidato arahan Jokowi tersebut karena sesungguhnya Relawan Jokowi sejak awal sejatinya mandiri, spontan dan otonom.

Kenapa? Karena Relawan Jokowi lahir dari akar rumput, Relawan Jokowi lahir dari rakyat sehingga benaran mewakili suara rakyat (Vox Populi Vox Dei). Mata batin Relawan Jokowi tajam menembus zaman sehingga semestinya tidak perlu bergantung membaca tanda tanda, arah dan PETA politik seperti arahan Jokowi.

Relawan Jokowi justru adalah pionir dan pembawa Tiang API arah perubahan itu sendiri (trend setter). Biarkanlah Relawan Jokowi tanpa perlu dikomando terus mencari figur pemimpinnya dengan mata nurani yang jernih dan tajam.

Memang bukan tergesa-gesa bukan pula buru-buru. Seperti halnya yang sudah dilakukan jauh hari sebelum pilpres tahun 2014 karena memang itu adalah sebuah proses alami demokrasi. Proses itu tidak sebatas rentang waktu tahapan pesta demokrasi. Sosok figur pemimpin NKRI ke depan menggantikan Jokowi tahun 2024 memang lahir dari rakyat bukan melulu mekanisme formal dalam tahapan pemilu, maka justru Presiden Jokowi dan Partai Politik mesti senantiasa peka mendengarkan suara itu.

#Vox Populi Vox Dei

 

Penulis adalah Relawan Jokowi diehard
WA: 081384558568

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here