SintesaNews.com – Putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah menyarakankan bahwa sudah saatnya dunia pendidikan agama melakukan terobosan dengan mereformasi pengajarannya di sekolah-sekolah. Hal ini dimaksudkan agar siswa juga mampu menjaga perdamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama. Di samping menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
“Ada empat jurus reformasi pendidikan agama di Indonesia. Pertama, kaji kembali buku ajar agama. Kedua, upgrade pemahaman guru agama agar lebih inklusif. Ketiga, pemerintah harus membuat kebijakan terintegrasi pada lembaga formal, informal dan non formal. Serta keempat, bekali siswa keterampilan belajar 5C (Critical Thinking, Creativity, Communication Skill, Collaboration, dan Confidence),” paparnya (19/4/2021).
“Dengan penerapan prinsip 5C dalam pembelajaran agama, diyakini mampu membentengi para siswa dari paham-paham intoleran yang saat ini berkembang,” imbuhnya.
Siti Nur Azizah mengusulkan sebuah orientasi baru dalam pengajaran agama di sekolah. Orientasi baru tersebut mengarah kepada semangat pembelajaran agama yang lebih inklusif.
“Pendidikan agama mesti memusatkan perhatiannya kepada pembentukan anak didik agar selain memiliki kompetensi yang tinggi, juga memiliki kepribadian yang ideal, yaitu jiwa solidaritas yang tinggi, jujur, adil, dan jauh dari virus kekerasan dan teror yang meresahkan bangsa saat ini,” ujar Azizah yang pernah menjabat sebagai Kasubdit Bina Paham Keagamaan Dan Penanganan Konflik Kemenag
“Orientasi pendidikan baru yang inklusif akan terasa sangat bermanfaat ketika dihadapkan pada kompleksitas dan pluralitas agama serta tantangan dunia di masa depan. Pluralitas agama harus menjadi kekuatan konstruktif-transformatif dalam mengembangkan potensi dan model pendidikan agama kita,” jelas Azizah.
Baca juga:
Putri Wapres Nur Azizah: Pengajian Ekslusif-Dogmatis Menjadi Pintu Masuk Radikalisme