SintesaNews.com SEMARANG – Puteri Indonesia Jawa Tengah 2023, Eudia Isabelle melakukan kunjungan dan berbagi keceriaan di Wisma Kasih Bunda, Sekolah Bina Bunda, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/03/2023).
Kegiatan ini dalam rangka melaksanakan advokasi yang dinamakan dengan Guardian Angel #ICareALot (Modeling dan Children Personality Development).
Ketua Wisma Kasih Bunda, Intan Avantie mengatakan bahwa peserta kegiatan ini adalah anak-anak siswa Sekolah Bina Bunda penyandang disabilitas .
“Mereka mulai dari usia balita hingga belasan tahun. Seperti penderita hidrocepalus, tunarungu, tunagrahita, tunanetra, down syndrome, celebral palsi, dan sebagainya,” ucapnya kepada SintesaNews.com, Jumat (31/03/2023).
Sementara itu, Puteri Indonesia Jawa Tengah 2023, Eudia Isabelle yang akrab dipanggil Eudia mengatakan, di sana ia berkenalan, menghibur anak-anak dengan bernyanyi bersama. Lalu memberikan motivasi dan menyampaikan ilmu pembekalan materi modeling seperti mengajarkan skill catwalk (cara jalan / pose) serta ekspresi untuk foto dan motivasi (personality development for children) .
“Semua itu membantu mereka untuk lebih percaya diri dan tidak malu-malu. Karena saya temui banyak yang masih pemalu, terlebih saat baru maju di depan saat tampil. Sebenarnya anak-anak sangat senang dan bersemangat,” kata pemilik akun Instagram @eudiaisabelle
Menurutnya, problem saat ini adalah dulunya ada anak yang bersekolah di lembaga formal namun tidak diterima di lingkungan karena ada sebuah keunikan dan perbedaan.
“Hal itu menyebabkan anak ini di-bully, akhirnya putus sekolah dan melanjutkan pendidikan di sekolah khusus untuk anak SLB dan bersekolah di Bina Bunda ini,” tuturnya.
Padahal kata Eudia, sebenarnya anak-anak ini punya talenta dan potensi, meskipun ada yang punya keterbatasan fisik. Dengan kondisi disabilitas pada awalnya tidak menjadikan mereka rendah diri.
“Namun karena di-bully di sekolah, akhirnya membuat mereka terasa terpencil dan terpuruk. Nah, Sekolah Bina Bunda memberikan pembekalan pendidikan kreativitas seperti menyanyi, main musik, art dan handycraft untuk anak-anak disabilitas agar terus berkarya dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing anak,” bebernya.
Lalu masih kata Eudia, Wisma Kasih Bunda juga membantu para pasien yang memerlukan pengobatan. Contohnya setiap beberapa waktu sekali melakukan operasi untuk anak hidrosepalus. Semuanya untuk keluarga tidak mampu kalangan ekonomi ke bawah.
“Anak-anak di sana jago untuk softskill-nya (art/keterampilan) mereka paling suka menyanyi . Saya salut dengan guru dan perawat tetap yang ada di sana. Betapa luar biasa pengorbanan dan dedikasinya,” terangnya penuh haru.
Eudia menyampaikan, seluruh siswa dan keluarga serta orang tua dari anak-anak sekolah Bina Bunda sangat senang dan terhibur.
“Mereka mendapat ilmu, saya juga bersyukur mendapat banyak doa, kasih, dan dukungan road to pemilihan Puteri Indonesia 2023,” imbuhnya.
Gadis kelahiran Surabaya tahun 1996 ini menjelaskan bahwa perawat, guru, mimi Intan, orang tua murid, dan anak-anak disabilitas, tidak semua anak di sana yatim. Banyak yang punya orang tua, namun dari strata sosial ekonomi tidak mampu. Mereka berharap yang terbaik agar ia sukses di pemilihan Puteri Indonesia 2023.
“Banyak pesan hidup yang bisa diambil dari anak-anak. Seperti saya bercermin pada diri sendiri. Mereka mengajarkan untuk selalu bersyukur, tidak mengeluh dalam kondisin apapun,” kata Eudia yang bekerja sebagai professional model dan pengusaha.
Ia menegaskan, disabilitas bukan penghalang untuk terus berkarya. Disabilitas tanpa batas. Ia percaya setiap manusia sudah diciptakan Tuhan dengan peran dan tujuan masing-masing di dunia ini.
“Manusia diciptakan sama derajatnya di mata Tuhan, dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Berbeda dengan hidup berdampingan itu indah, membuat hidup lebih berwarna. Seperti semboyan negara kita Unity In diversity, Bhineka Tunggal Ika,” tambahnya.
Gadis yang hobi berolahraga, makeup, menyanyi, menonton, dan mendengarkan musik ini mengutarakan bahwa kita harus percaya pada potensi dan kemampuan yang dimiliki. Tekun dan mengasahnya. Terus berusaha dan melakukan yang terbaik sesuai kemampuan yang dimiliki. Jangan takut apapun karena menjadi penghalang untuk terus maju dan berkembang.
“Semangat luar biasa dari anak-anak disabilitas membuat saya terharu serta terpacu. Waktu awal datang melihat kondisi mereka membuat saya terenyuh dan tidak bisa menahan tangis. Perjuangan dan semangat mereka untuk terus berkarya menjadi salah satu motivasi saya,” tandasnya.
Reportase:Wandi Ruswannur