Penulis: Langit Quinn
SintesaNews.com – Sekali waktu, saya pernah terlibat diskusi dan debat kecil-kecilan tentang politik dengan pengidap psikopat di media sosial. Begitu argumentasinya tersudutkan langsung emosi lalu bilang, “fotomu kaya lont3, cewe murahan aja banyak bacod…”
Menyerang pribadi/ad hominem lawan diskusi dan OOT adalah ciri khas psikopat di media sosial jika telah tersudutkan.
Belum lama ini, saya juga dikirimi banyak sekali screen shot komentar-komentar yang boleh dibilang “menjijikan” di media sosial yang ditujukan ke saya. Yang mana sebetulnya saya tidak pernah punya masalah pribadi dengan orang-orang tersebut.
Saya sadar, jika orang seperti itu dilayani, maka saya juga sama gilanya.
Namun hal itu justru membuat saya terinspirasi untuk menjadikan cuan dan menulis konten.
Psikopat media sosial? Bagaimana bisa?
Tentu saja bisa.
Seorang psikopat di media sosial terbentuk karena masa lalu yang tidak menyenangkan, masa kecil yang suram, broken home, dan lain sebagainya. Dendam pada keadaan masa lalu adalah penyebab utama.
Sedangkan target biasanya adalah orang yang baginya terlihat sangat bahagia dan terlihat lebih segalanya darinya , namun alih-alih berdamai dan menerima keadaan, si psikopat akan menganggap target adalah orang yang tak berhak bahagia, baginya seharusnya dialah yang menerima kebahagiaan itu. Seharusnya si target menjadi seperti dirinya. Karena tidak dapat menerima keadaan, ia menginginkan target menderita untuk bersenang-senang, dan hidup seperti dirinya. Apapun caranya akan ia lakukan.
Seorang psikopat dalam dunia nyata akan merasa menang, jika melihat target juga berperilaku sama seperti dirinya. Begitu pula di media sosial. Psikopat media sosial merasa senang jika target melakulan hal yang sama dengannya, dan terpancing dengan ulahnya.
Psikopat biasanya menandai target untuk waktu yang lama. Baik di dunia nyata maupun media sosial.
Orang di sekitar bahkan tak akan sadar jika ia pengidap, karena ia pandai memanipulasi keadaan. Tentu saja seorang psikopat selalu terlihat ramah dari luar. Terlihat baik kepada siapapun, bahkan dalam kenyataan tidak akan ada yang menyangka bahwa ia sebetulnya pengidap. Kebanyakan malah terlihat lemah. Pendiam. Namun siapa yang mengangka jika di dalamnya menyimpan sesuatu yang tak pernah kalian sangka.
Jika kita tarik kembali ke belakang, psikopat adalah tipe Abu Jahal, tingkah lakunya sebagai pendusta, sombong, pemarah, bodoh tapi sok tau, pencaci maki, penyebar hoaks, pengadu domba, manupulatif, gemar menyakiti orang lain tanpa merasa bersalah, dan masih banyak lagi.
Setidaknya ada empat ciri umum seorang psikopat, yang dikutip dari hellosehat, yaitu:
1. Aspek penting yang cukup menonjol dari psikopat adalah ia cukup bisa menutupi jati dirinya yang sebenarnya (sisi jahatnya) dan tampil semenarik mungkin. Ia sama sekali tidak terlihat jahat. Bahkan cenderung ramah kepada siapapun dalam dunia nyata. Sangat pendiam, bahkan ada yang nampak terlihat lemah.
Orang dengan gangguan ini bisa menunjukkan sisi humoris, simpatik, dan bisa membuat orang lain tertarik akan ceritanya. Meski menarik tetapi cerita yang diucapkannya belum tentu benar.
2. Pengidap psikopat cenderung memiliki emosi yang dangkal.
Artinya, orang psikopat cenderung kurang bisa menunjukkan emosinya seperti rasa malu, bersalah, atau takut, seperti yang dirasakan orang lain ketika seseorang berada dalam situasi tertentu yang menakutkan atau menyakitkan, seorang psikopat cenderung tidak menunjukkan respon apapun dan tidak berempati terhadap orang lain. Bahkan ketika ia baru saja mencaci maki dan mengeluarkan kata-kata yang tak pantas untuk orang lain.
3. Psikopat sesungguhnya sangat tempramental meski tak nampak dari luar.
Kemarahannya sangat berlebihan meski kadang disembunyikan tanpa peduli siapa yang sedang berhadapan dengannya dan apa yang dilakukannya.
Manusia normal menunjukan amarah dengan jujur, namun seorang psikopat mampu menyembunyikan bahkan bisa menampilkan muka datar, ramah, lemah, tak merasa bersalah, seolah meminta maaf, namun kemarahannya akan ia tunjukan dengan cara lain. Misalnya, membuat orang yang membuatnya marah menjadi targetnya. Diam-diam mencari sesuatu yang dia anggap kelemahan si target untuk bersenang-senang. Padahal belum tentu yang dianggap kelemahan merupakan sebuah kelemahan bagi si target.
4. Psikopat cenderung tidak bertanggung jawab.
Orang dengan gangguan kepribadian yang satu ini biasanya cenderung menyalahkan orang lain atas kesalahan yang sebenarnya dilakukan. Hal ini dikarenakan orang psikopat merasa dirinya lebih superior dibanding orang lain.
Karena tidak pernah merasa bersalah, seorang psikopat tak akan pernah meminta maaf dengan tulus untuk hal yang telah dilakukan.
Pengidap psikopat banyak kita jumpai di dunia maya, misalnya lewat WhatsApp, Facebook, dan Twitter.
Orang-orang seperti ini biasanya tampil semenarik mungkin dan manipulatif untuk terlihat sangat menyenangkan di depan orang lain untuk menutupi jati dirinya. Terlihat ramah. Pendiam. Bahkan seperti manusia normal lainnya.
Tak jauh beda dengan psikopat di dunia nyata, ia juga biasanya memiliki “kaki tangan” yang akan ia gunakan untuk mencapai tujuannya. Misalnya, untuk bersama-sama berkomentar jahat kepada target, tujuannya untuk menyakiti target demi kesenangan mereka bersama.
Banyak kita jumpai bagaimana psikopat dunia maya mencaci maki seorang Presiden ataupun artis.
Tapi ada ciri khusus yang kita bisa lihat, ia tak memiliki empaty terhadap orang lain. Ia bahkan bisa melakukan tindakan tak beretika di dunia maya demi kesenangannya. Ketika perilakunya terbongkar, ia bisa tampil lagi tanpa merasa bersalah untuk kembali mencari target berikutnya.
Sama seperti psikopat di dunia nyata, psikopat di media sosial juga tak peduli jika korban menderita bahkan bisa bunuh diri karena tindakannya.
Psikopat baik di media sosial maupun di dunia nyata biasanya bertindak untuk membuat korban menderita, seperti penderitaan yang ia alami di masa lalu, ia berpendapat bahwa target adalah orang yang tidak berhak untuk bahagia.
Misalnya, ia sengaja mengunggah foto ataupun video tak pantas si target yang dianggapnya akan membuat target malu atau tersakiti.
Jika korban tidak menerima dan merasa menderita, ia akan menikmatinya. Apalagi jika tindakan itu di dukung oleh “kaki tangan” dan teman-teman yang termakan oleh manipulasinya. Semakin target menderita, semakin ia merasakan kenikmatan. Ada banyak korban bunuh diri dari akan ulah psikopat media sosial. Termasuk beberapa artis Korea contohnya.
Seorang psikopat akan bersenang-senang melihat targetnya malu, tersakiti dan menderita, manusia seperti ini tak akan peduli bila korban sampai bunuh diri.
Mereka juga biasanya mengancam, seperti kalimat: nanti saya umbar aibnya. Nanti akan saya posting foto telanjangnya, dan lain sebagainya. Jika ancaman itu membuat takut, maka psikopat media sosial ini telah berhasil, karena kenikmatannya adalah membuat korban menderita.
Maka, jangan pernah biarkan psikopat di media sosial menikmati perannya. Jangan pernah takut dengan mereka. Dan jangan terpancing untuk menjadi seperti mereka.
Biasanya ia hanya akan berkata: Gitu aja baper..
Gitu aja marah. Gitu aja nangis. Dan lain sebagainya. Atau pembelaan diri lain yang bersifat manipulatif.
Ingat kata kuncinya: seorang psikopat, baik di dunia nyata dan di media sosial tak memiliki empaty, ia akan bersenang-senang dengan penderitaan korban.
Seorang psikopat merasa dialah yang paling benar meski tindakannya bagi kebanyakan orang lain adalah tindakan yang salah.
Yang lebih mengerikan adalah, ia merasa bahwa capaiannya membuat orang lain menderita adalah prestasi yang layak dibanggakan dan dipamerkan kepada khalayak. Yap, hal itu seperti piala baginya.
Jika kamu mendukung dan ikut menikmati penderitaan orang lain yang mereka suguhkan, waspadalah kamu mungkin adalah salah satu pengidapnya.
Ingat, psikopat bisa mengarang cerita dan memanipulasi orang lain supaya percaya terhadap omongannya.
Bahkan seorang Presiden juga kerap kali diserang oleh psikopat di dunia maya.
Ia juga akan terus mencari target untuk bersenang-senang.
Bagaimana cara mencari target di media sosial?
Ia akan menandai beberapa orang yang membuat bagian terdalamnya tersulut. Sebab seorang psikopat selalu memiliki masa lalu yang kelam dan tak menyenangkan. Sehingga menganggap target adalah orang yang tidak pantas mendapatkan kebahagiaan yang sedang dinikmati, karena ia menganggap, mestinya ialah yang mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Tips untuk menghadapi psikopat di media sosial:
1. Jangan tunjukkan sedikit pun kepadanya bahwa Anda merasa takut, atau terintimidasi oleh berbagai tingkah laku dan ucapannya
Kebanyakan korban akan merasa takut, apalagi jika diancam . Justru seorang psikopat akan menikmati perasaan takut korban untuk kesenangannya.
Ada pula korban yang harus mematikan akun media sosialnya karena ulah si psikopat yang menggunakan kehidupan pribadinya si target untuk bersenang-senang di media sosial. Tentu hal ini adalah kenikmatan terdalam bagi si pelaku. Karena ia merasa telah berhasil membuat target lenyap dari sekelilingnya setelah ia menikmati dengan membullynya.
Yang ia inginkan adalah, target menderita, malu, tersakiti, lalu lenyap. Karena ia berpendapat hanya dialah yang layak menjadi seperti si target.
Ingat rumusnya, semakin korban menderita, si psikopat akan merasa semakin senang. Jadi kuncinya, jangan buat ia senang.
2. Jangan pernah percaya pada komentar dan ocehannya. Seorang psikopat selalu punya banyak cerita bohong yang menempatkan dirinya seakan-akan ia korban. Korban fitnah, bully, dan dikriminalisasi.
Padahal ia sendirilah pelakunya. Maka jika kalian menjadi korban seorang psikopat di media sosial, tetap simpan screenshot sebagai bukti. Supaya orang lain tidak percaya dengan cerita bohongnya.
3. Kembalikan semua ucapannya kepada Si Psikopat sendiri, katakan padanya, Bagaimana keadaanmu hari ini? Apakah punya uang belanja atau tidak? Sebab sering kali seorang psikopat berhalusinasi dan tidak mau kalah dengan target.
4. Pertontonkan kembali bukti kegilaanya terhadap orang lain. Misal dengan menyimpan bukti screen shot ucapan-ucapan menjijikanya. Sebab psikopat cenderung manipulatif. Ia tak akan bisa mengelak ketika kamu mempertontonkan itu di hadapan khalayak.
Orang normal akan malu jika kejahatannya dipertontonkan. Bagi seorang pengidap, hal itu bukanlah hal memalukan. Ingat, psikopat memiliki emosi yang dangkal, sehingga ia tak memiliki rasa malu maupun bersalah.
Mengapa ia menjadi psikopat? Ini berhubungan dengan masa lalunya. Masa lalu seorang psikopat biasanya cenderung tidak menyenangkan bahkan kelam.
Misalnya, dulunya dia seorang anak broken home yang sewaktu kecil ditinggal begitu saja oleh ayahnya atau orang tuanya. Masa kecilnya begitu menderita, kehidupannya jauh dari rasa nyaman dan bahagia. Hidup di masa lalu yang tidak menyenangkan adalah siksaan baginya, sementara teman lain hidup dengan bahagia. Namun ia tak bisa berdamai dengan semua itu.
Bahkan ia mengalami depresi hingga harus mengkonsumsi anti depresan, tapi semua itu tak membuatnya tenang.
Ada dendam di dalam dada. Ia mulai melampiaskan dengan tujuan membuat orang lain menderita seperti yang pernah ia rasakan dengan tujuan bersenang-senang.