SintesaNews.com Associate Professor Department of Asian Languages and Civilizations Seoul National University, Korea Selatan, Suh Jiwon menyinggung berita-berita di media Korea Selatan yang banyak menyoroti kasus yang berkaitan dengan HAM di Indonesia.
Seperti penculikan pengantin di Pulau Sumba dan masalah tes keperawanan di TNI.
Keduanya sangat merugikan hak kaum perempuan.
“Dulu ada tes keperawanan untuk masuk TNI. Tapi sekarang tidak lagi. Jadi kesimpulannya Indonesia meski dulu punya kebijakan yang merugikan tapi sekarang sudah memperbaiki situasi HAM,’’ ungkap Suh Jiwon.
Sehingga penegakan HAM di Indonesia dipandang semakin membaik. Menurut dia, peran Indonesia di bidang HAM sangat penting.
Bahkan, dibanding Indonesia, peran Korea Selatan di bidang HAM relatif kurang secara internasional.
Menurut Suh Jiwon, Indonesia menjadi salah satu negara pemimpin baik di ASEAN maupun dunia.
Kalau di ASEAN, peran Indonesia terkait Krisis Myanmar sangat diharapkan. Tapi peran seperti ini bukan hal yang baru.
Sebelumnya, banyak hal yang telah dilakukan Indonesia mulai dari membangun Galang Center untuk pengungsi Vietnam saat perang Indochina. Indonesia juga memimpin Konferensi Asia Afrika Bandung tahun 1955 yang mengkritik kolonialisme.
‘’Sepengetahuan saya Indonesia punya kebanggaan diplomasi di bidang HAM,’’ tegasnya.
Baca juga: