Penulis: Langit Quinn
SintesaNews.com – Pada 3 Januari lalu, Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin , meninjau langsung warga terdampak banjir di Perumahan Periuk Jaya Permai, Jatiuwung, Kota Tangerang.
Keduanya didampingi oleh para istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM). Ibu Iriana tiba di Puskesmas Periuk Jaya yang menjadi posko kesehatan siaga bencana Kota Tangerang sekitar pukul 09.00 WIB. Sementara Ibu Wury beserta ibu-ibu OASE-KIM telah tiba sekitar 30 menit sebelum Ibu Negara tiba.
Melihat penampilan Ibu Iriana dan Ibu Wury, nampak sekali jika penampilan keduanya paling sederhana dan tidak neko-neko dan menor dalam berdandan.
Tapi coba perhatikan beberapa ibu-ibu lain, wuih! Maksimal make up dan rambutnya. Mau tinjau korban banjir apa mau ke kondangan, Buk?
Kesederhanaan Ibu Iriana memang telah menjadi ikon tersendiri sebagai Ibu Negara. Meski telah menyandang sebagai Ibu Negara untuk 2 periode, beliau tetap rendah hati dan tetap dikenal sebagai ibu rumah tangga yang sederhana dan menjadi panutan bagi banyak perempuan.
Publik sepertinya telah jengah dengan penampilan ibu-ibu pejabat yang ketinggi-tinggian seperti ibu-ibu pejabat zaman dulu.
Coba bayangkan mereka dandan dengan make up menor dalam setiap kesempatan, rambut disasak tinggi-tinggi, lipstick merah membara, gaya bagaikan mau kondangan, padahal cuman mau meninjau lokasi banjir misalnya. Kan wagu.
Oleh karenanya terkadang kita agak merinding-merinding geli ketika melihat penampilan ibu-ibu pejabat lain yang mendampingi Ibu Iriana dalam setiap kesempatan, Ibu Negara saja berpenampilan sederhana, kok ibu-ibu lain yang level jabatannya di bawahnya malah lebih heboh dandanannya. Ndak matching, apalagi kalau kegiatannya untuk kegiatan sederhana, bukan untuk hura-hura, kayak ke pesta misalnya.
Hari gini melihat pejabat atau istri pejabat menampilkan tampilan menar-menor dengan rambut sasak tinggi-tinggi kelihatannya kok ya gimana gitu. Karena yang terpikirkan oleh kita malah, “orang ini kebanyakan gaya.” Polesan luar yang terlalu berlebihan.
Tapi justru ketika melihat Ibu Iriana atau Ibu Susi yang tampil apa adanya kita malah kagum.
Semestinya mereka dapat mencontoh Ibu Iriana dalam hal berpenampilan, tak perlulah menor dan heboh, sesuaikan dengan keadaan, ke mana mereka akan pergi, dalam rangka kegiatan apa, biar pantes, gitu lho….
Masak meninjau korban banjir kaya mau kondangan, ya ndak lucu tho ya….