PNIB: Tolak Khalid Basalamah Ceramah di IPDN, Negara Tak Boleh Kalah, Pecat ASN dan Tenaga Honorer Pro Khilafah

SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) berang dengan agenda acara di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) Jatinangor yang mengundang Khalid Basalamah untuk mengisi ceramah di sekolah calon abdi negara tersebut. Acara akan dilakukan besok, 17 Juni 2022, dilesenggarakan oleh Rohis IPDN.

Pasalnya, penceramah yang satu ini sudah bukan sekali 2 kali muatan ceramahnya bermasalah. Seperti soal hormat bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang ia sarankan tak usah dilakukan. Ceramah seperti ini justeru bertolak belakang dengan para calon abdi negara yang harus kuat rasa nasionalismenya.

-Iklan-

Baca: PNIB: Khalid Basalamah Dulu Tolak Indonesia Raya, Kini Minta Wayang Dimusnahkan, Da’i Provokator Harus segera Ditindak Tegas dan Dihukum Berat!

Gus Wal mensinyalir agenda tersebut bukan tanpa sengaja, sangat besar kemungkinannya di dalam institut pemerintah sudah banyak bibit-bibit pendukung khilafah, pengkhianat bangsa, yang “ditanam” kelompok pro khilafah atau sengaja menyusup ke dalam berbagai institusi pemerintah.

“Karena itu kami PNIB meminta pemerintah untuk memecat ASN hingga tenaga honorer yang terindikasi terpapar faham khilafah atau simpatisan ormas terlarang seperti FPI dan HTI,” ujar Gus Wal.

“Pecat ASN dan tenaga honorer yang pro khilafah FPI HTI radikalisme terorisme di semua insititusi pemerintah, termasuk di Kementerian dan BUMN serta BUMD,” ujar Gus Wal.

Gus Wal mengungkapkan, “Pemerintah sangat mutlak melakukan hal tersebut jika benar-benar ingin membawa Indonesia lebih baik lagi, lebih bermartabat dan berbudaya. Karena banyak ASN dan tenaga honorer di kementerian dan BUMN disinyalir ikut membantu pendanaan berbagai macam kegiatan, gerakan dan bahkan pendirian lembaga, yayasan maupun pesantren yang berfaham keras berideologi transnasional Radikalisme Terorisme.”

Setelah viralnya acara di IPDN yang mengundang Khalid Basalamah, kemarin dari akun medsos resmi Rohis IPDN, menyatakan acara yang mengundang Khalid Basalamah tersebut dibatalkan.

Sudah tak bisa ditutupi lagi penceramah-penceramah wahabi seperti Khalid Basalamah itu tak pernah menganggap Pancasila sebagai pedoman dasar hidup bermasyarakat dan bernegara di NKRI.

Tahun lalu Khalid Basalamah menyarankan tak usah menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Lalu pernah juga ia ungkapkan ceramah untuk memusnahkan wayang, yang notabene merupakan budaya luhur asli nusantara. Padahal Walisongo dulu awalnya juga berdakwah dengan medium wayang.

“Hampir seluruh rakyat Indonesia menginginkan Khalid Basalamah bersama golongannya yang menolak lagu Indonesia Raya dan ideologi Pancasila, dan mau memusnahkan wayang sebagai budaya asli nusantara, secepatnya agar angkat kaki meninggalkan Bumi Nusantara ini,” ujar Gus Wal.

PNIB: Tolak Khalid Basalamah Hidup di Indonesia dan Da’i-da’i Provokator yang Anti Pancasila

 

Baca juga: Gus Wal: Khalid Basalamah Tolak Indonesia Raya, Kami Tolak Dia Hidup di Indonesia

Gus Wal pun mempertanyakan, “Mengapa Khalid Basalamah dan golongannya yang menolak Ideologi Pancasila dan lagu kebangsaan Indonesia Raya tidak segera ditindak tegas? Kenapa tidak segera dipenjara, dihukum mati/gantung, diusir dari wilayah NKRI, ataupun minimal dicabut haknya sebagai WNI, atau dicabut hak-hak politiknya?”

Akankah negara melalui aparat penegak hukumnya diam dengan ucapan dan tindakan Khalid Basalamah yang secara tidak langsung menghina kedaulatan “Negara Kesatuan Republik Indonesia”?

Sudah sangat jelas bahwa apa yang diucapkan oleh Khalid Basalamah adalah sudah melanggar Undang-undang yang berlaku.

“Sudah jelas dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan pasal 64, disebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk mengubah lagu kebangsaan, baik dari aspek nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan lagu tersebut,” pungkas Gus Wal.

Baca juga: Khalid Basalamah Makin Menyesatkan, Mengharamkan Bayar Pajak

Gusa Wal kemudian berpesan, “Perkuat Nasionalisme Agama dan Budaya (NASAB) guna membentengi masyarakat dari ideologi Radikalisme Khilafah Terorisme dan bahaya laten FPI HTI NII.”

“Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII dan dari paham ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme.”

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.

Baca juga:

PNIB: Negara Tak Boleh Kalah, Pecat ASN dan Tenaga Honorer Pro Khilafah di Kementrian, BUMN dan BUMD

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here