PNIB: Terimakasih Densus 88, Setia Jaga Rakyat dan Bangsa dari Ancaman Bom Terorisme Radikalisme Khilafah

SintesaNews.com – Densus 88 Antiteror Polri menangkap satu orang tersangka teroris berinisial IA yang mengumpulkan dana untuk kelompok teroris ISIS. IA diketahui merupakan mahasiswa di Kota Malang, Jawa Timur. IA ditangkap pada Senin kemarin (23/5) sekitar pukul 12.00 WIB di Malang. IA juga disebut mengelola media sosial untuk menyebarkan materi-materi ISIS.

IA juga sempat melakukan komunikasi pada tersangka teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) inisial MR. MR sendiri juga telah ditangkap.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri kembali menangkap seorang tersangka teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, berinisial MRW. Diketahui, MRW secara sukarela menyerahkan diri ke pihak kepolisian.

-Iklan-

Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal mengapresiasi kinerja Densus 88 yang terus menjaga rakyat Indonesia dari ancaman terorisme.

“Terimakasih Densus 88, setia menjaga rakyat dan bangsa Indonesia dari ancaman bom terorisme radikalisme khilafah,” ucap Gus Wal.

Gus Wal melanjutkan, “Di saat kita semua melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman, para prajurit pilihan Dari Densus 88 berjibaku melawan teroris untuk menjaga 270 juta rakyat Indonesia agar selamat dari teror bom dan menjaga bangsa Indonesia selamat dari gangguan terorisme.”

“Kita bayangkan apa jadinya jika para teroris yang ditindak dalam sepekan ini (dan sebelum-sebelumnya) tidak ditangkap atau dicegah oleh para prajurit pilihan dari Densus 88, berapa banyak bom meledak, berapa banyak korban meninggal, berapa banyak korban luka berat, berapa banyak korban luka ringan maupun sedang? Berapa bangunan, kendaraan, gedung, rumah ibadah yang rusak dan hancur? Berapa banyak kerugian negara yang hilang karena adanya teror bom yang jelas berdampak pada terganggunya iklim investasi bangsa ini dan citra bangsa Indonesia di dunia luar yang akan buat opini Indonesia menjadi tidak aman, tidak layak dikunjungi dan tidak layak dijadikan tempat investasi dari luar negeri. Betapa ruginya rakyat dan Bangsa Indonesia jika para teroris ataupun terduga teroris itu sukses merakit bom dan sukses meledakannya,” jelas Gus Wal.

Gus Wal juga mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya laten FPI HTI NII dan para dai provokator yang terus menerus menyebarkan ideologi transnasional Khilafah Radikalisme Terorisme di seluruh penjuru negeri dengan banyaknya mereka mendirikan sekolah, yayasan maupun lembaga sosial dan berkedok pesantren untuk menipu dan membodohi umat islam juga rakyat Indonesia.

“Kami PNIB dan rakyat Indonesia yang masih waras meminta kepada aparat penegak hukum untuk tegas menindak mereka, kelompok radikalis khilafah terorisme yang mendirikan sekolah, yayasan maupun lembaga sosial dan berkedok pesantren,” ujar Gus Wal.

“Juga para da’i provokator termasuk UAS yang memecah belah umat Islam dan rakyat Indonesia. Mereka sangat meresahkan, mengusik kedamaian nan ketentraman kehidupan bermasyarakat berbangsa bernegara rakyat Indonesia, merusak kerukunan antar umat beragama dan mencederai persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia,” imbuhnya.

“Mereka-mereka ini yang sampai detik ini masih banyak merendahkan marwah dan martabat para pemimpin bangsa, merendahkan institusi negara seperti TNI POLRI, sangat layak untuk segera ditangkap, diadili dan dihukum berat,” tegas Gus Wal.

Bukan semata-mata mereka ini menebar kebencian, membuat propaganda dan melanggar hukum saja. Gus Wal menjelaskan, “Namun yang lebih sangat berbahaya adalah apa yang mereka sampaikan dan ucapkan sangat meracuni generasi bangsa mendatang yakni anak cucu kita kelak, kalau mereka semua ini dibiarkan berbuat seenak wudelnya.”

PNIB dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke di tahun 2022 ini meminta pemerintah dan aparat penegak hukum lebih ekstra dalam menghadapi dan menanggulangi bahaya laten FPI HTI, PA 212, intoleransi radikalisme khilafah terorisme.

“Juga dengan menindak tegas mereka dengan membubarkan PA 212 mengambil alih sekolah berasrama/boarding school, yayasan ataupun lembaga yang ada benang merahnya dengan FPI HTI, intoleransi radikalisme khilafah terorisme. Kalau pun tak bisa diambil alih, pemerintah dan aparat penegak hukum bisa menutupnya, atau pun membekukan dengan mencabut izinnya,” jelas Gus Wal.

“Agar jangan sampai terjadi Indonesia dan Nusantara yang kita cintai ini di-‘talibanisasi, diarabisasi, di-suriahisasi’,” tuturnya kemudian.

Gus Wal berpesan, “Bersama-sama kita gelorakan ‘Gerakan Jaga Kampung Desa dari bahaya laten intoleransi radikalisme terorisme komunisme HTI khilafah.”

“Dengan tak lupa selalu bersinergi bersama TNI dan POLRI, melaporkan jika ada kelompok-kelompok pemuja pengasong faham intoleransi, radikalisme, terorisme yang ada di sekitar lingkungan kita,” imbuhnya.

“Sudah sewajibnya kita berterima kasih dan mengapresiasi kinerja dan prestasi Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom dan seluruh anggota jajaran Densus 88.”

“Terima Kasih POLRI, Terima Kasih Densus 88, Terima Kasih Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom, setia menjaga rakyat dan bangsa Indonesia aman dan selamat dari ancaman dan gangguan terorisme,” Gus Wal menuturkan.

Bersama kita dukung pemerintah, Densus 88, POLRI Dan TNI, tumpas tindak tegas KSB, terorisme, dan radikalisme.

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”

“Kita Songsong Indonesia Maju Aman Makmur Damai Beradab Berbudaya Bermartabat.”

“Bersama Kita Wujudkan Indonesia ber-Pancasila dengan sebenar-benarnya, Indonesia tanpa koma, Indonesia tanpa intoleransi radikalisme khilafah terorisme dengan menolak da’i provokator,” pungkas Gus Wal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here