SintesaNews.com – Terkuak di publik, surat pernyataan sikap DPP PKS terhadap Nahdlatul Ulama (NU) yang menganggap NU sebagai kelompok jahiliyah dan musyrik. Hal ini diketahui dari foto yang diunggah akun Twitter Cassava @4Y4NKZ (26/1).
PKS menuding NU sebagai penganut aliran jahiliyah dan musyrik karena mengikuti tarekat yang dibawakan Imam Ghozali dan Syech Abdul Qodir Jailani yang dikenal kemusyrikannya.
“PKS melarang hal yang sudah dilakukan para wali, sunan, dan ulama terdahulu dengan menganggap semua itu bid’ah dan khurafat. Benarkah?” tanya @4Y4NKZ.
Memang sudah bukan rahasia lagi PKS mengharamkan:
· Menyelenggarakan Maulid Nabi SAW
· Membaca Tawasul dan Tahlil kepada orang yang sudah meninggal
· Mengamalkan Wirid dan Yasin Fadhilah
· Membuat dan mempercayai isim atau jimat
· Membaca Usholi di awal sholat
· Membaca Basmalah di awal surat dalam bacaan sholat
· Membaca doa qunut di waktu sholat subuh
· melakukan ziarah ke makam
· Membakar kemenyan, buhur dan wangi-wangian
· Mengikuti aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang musyrik
Ketum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal menanggapi pernyataan DPP PKS tersebut kepada SintesaNews.com bahwa dirinya telah sering mengingatkan berulang kali kepada masyarakat akan bahayanya parpol yang satu ini.
“Sudah banyak kita tahu pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh PKS mulai dari soal ideologinya, soal hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin, sikap PKS yang menolak azas tunggal Pancasila, hubungan PKS dengan Ikhwanul Muslimin yang merupakan organisasi terorisme terlarang di banyak negara negara Timur Tengah, dan keberadaan PKS yang selalu menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, serta banyak lagi hal-hal yang dilakukan ataupun disuarakan oleh PKS yang membahayakan dan merusak kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta pelanggaran-pelanggaran lainya,” beber Gus Wal.
“Semakin banyak sekali ulah dan propaganda dari para pengasong Khilafah Radikalisme Terorisme, entah itu dari kelompok eks FPI, HTI, NII dsb. yang notabene sudah dilarang keberadaannya, beserta dengan segala aktivitas gerakan programnya beserta penggunaan atributnya, maupun oleh parpol yang beraliran ideologi transnasional seperti PKS (Ikhwanul Muslimin),” ujar Gus Wal.
“Seolah tiada henti kelompok kelompok public enemy tersebut membuat gaduh, rusuh dan propaganda-propaganda lainnya tanpa kenal lelah,” imbuhnya.
“Rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke sudah jengah dengan keberadaan PKS yang menurut sudut pandang rakyat sudah sangat bertentangan dengan ideologi Negara, dan sudah banyak mengancam kedaulatan bangsa, serta sering meresahkan masyarakat dengan berbagai kebijakan, statement ataupun polah para pengurus, ketua, pengurus, anggota maupun simpatisannya.”
Gus Wal mengemukakan, “Untuk itu kami PNIB juga menyuarakan suara rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang ingin PKS dibubarkan oleh negara.” #BubarkanPKS
Melalui telepon seluler, Ketum PNIB Gus Wal menyampaikan, “Sampai detik ini hanya PKS yang sejak dulu mengikrarkan dirinya sebagai Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi terlarang di seluruh dunia karena bagian dari gerakan Terorisme Radikalisme Khilafah.”
“PKS Buka topengmu.”
“Sangat penting bagi negara untuk segera membubarkan PKS jika tak ingin Radikalisme Khilafah Terorisme bertambah kuat dan besar bahkan bisa menjadi the New DI/TII dan PKI jika negara membiarkan PKS terus eksis dan menaungi nan mem-backup segala bentuk gerakan program maupun kegiatan kelompok kelompok Radikalisme Khilafah Terorisme HTI FPI.” #BubarkanPKS
“Sudah selayaknya pemerintah tegas terkait keberadaan PKS ini. Sejak lama Rakyat Indonesia ingin Negara bubarkan PKS karena berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin yang nyata-nyata organisasi teroris dan di semua negara dunia dilarang keberadaannya. Bubarkan PKS harga mati.”
“Seluruh negeri, mari kita perkuat Nasionalisme Kebangsaan Agama dan Budaya (NASAB) untuk menjaga Indonesia tetap jaya, rukun Aman Makmur Damai.”
Menutup wawancara, Gus Wal berpesan, “Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII, PA212, Radikalisme Khilafah Terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
Baca juga:
PKS Tuding NU Jahiliyah, PNIB: PKS ‘Sarabpatigenah’, Ikhwanul Muslimin di Indonesia