PNIB: Pembiaran FA, UAS, DosNor, FAA, RB, KB, HH, NB dkk. adalah Pembiaran Rusaknya Sejarah, Generasi Muda, Persatuan Bangsa dan Hancurnya Negara

SintesaNews.com – Ketua Umum Persatuan Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Gus Wal mengemukakan bahwa pembiaran atas propaganda para eks ormas-ormas terlarang seperti HTI, FPI, JAT, JAD, NII akan merusak persatuan dan kebhinekaan, juga mengancam keutuhan bangsa dan negara.

“Membiarkan corong-corong propoganda eks FPI, HTI, JAT, JAD, NII tetap eksis menyebarkan ajaranya, menyebarkan hoax, ujaran kebencian seperti yang dilakukan oleh Faizal Assegaf, UAS, Firanda, Khalid Basalamah, Reza Basalamah, Novel Bamukmin, Haikal Hasan dkk. adalah sama saja dengan membiarkan rusaknya generasi anak bangsa, rusaknya Persatuan dan Kebhinekaan, serta membiarkan ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara,” ujar Gus Wal.

“Musuh bangsa saat ini adalah ketidakadilan sosial, narkoba, korupsi, dan bahaya laten HTI FPI pengusung faham terlarang Radikalisme Terorisme. Jangan biarkan mereka melalui corong-corongnya kembali bangkit merusak generasi muda, menghancurkan bangsa dan negara Indonesia,” ucap Gus Wal.

-Iklan-

Ketum PNIB, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho) menyoroti dengan keras beberapa hal yang dilakukan oleh Faizal Assegaf, UAS, Khalid Basalamah, dll. yang kurang mendapat sorotan dari aparat penegak hukum, dimana terjadi pembiaran atas corong-corong propoganda yang mengoyak persatuan anak bangsa dan mencederai persatuan nan kebhinekaan Indonesia.

“Dimulai dari apa yang diujarkan oleh Faizal Assegaf yang memberondong (diduga) ujaran kebencian terhadap 2 tokoh besar bangsa yakni Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid,” ungkap Gus Wal.

“Ujaran-ujaran tersebut diduga bernada kebencian, merendahkan dan menghina 2 tokoh besar bangsa tersebut, bertubi-tubi dikeluarkan oleh Faizal Assegaf di akun media sosialnya dan banyak diberitakan oleh media media baik online maupun cetak, baik media gurem maupun media mainstream,” kata Gus Wal.

Belum selesai polemik atas apa yang dilakukan oleh Faizal Assegaf yang diduga melakukan ujaran kebencian dan penghinaan kepada tokoh-tokoh bangsa yang telah tiada, seiring sejalan UAS pun juga ikut mengeluarkan pernyataan yang bernada ancaman kepada Sukmawati Soekarno Putri yang berpindah keyakinanya, UAS menyampaikan “Halal Darahnya, Pancung Kepalanya”.

“Belum selesai dan reda apa yang menjadi polemik dan kegaduhan yang sengaja dilakukan oleh Faizal Assegaf dan UAS hingga membuat resah masyarakat, bertubi-tubi kembali Khalid Basalamah, Firanda Andirja, Novel Bamukmin, Haikal Hasan, dll. juga ikut ikutan kembali membuat gaduh, mengusik ketentraman nan kedamaian rakyat Indonesia, mereka semua kembali mengoyak jalinan persatuan Indonesia dalam bingkai pelangi Kebhinekaan Indonesia yang telah dirajut oleh para pendiri bangsa, dan yang telah disepakati hidup berbangsa bernegara dalam naungan Pancasila sebagai asas tunggal, *jelasnya.

“Apa yang telah dilakukan oleh Faizal Assegaf jelas telah (diduga) menghina dan merendahkan nan membuat ujaran kebencian kepada 2 tokoh besar bangsa Indonesia, Dan tidak main main yang dijadikan objek adalah seorang Pahlawan Nasional yang gelarnya pun secara sah dan resmi diberikan oleh negara atas jasa jasanya,” terang Gus Wal.

Lantas jika megara dalam hal ini aparat penegak hukum membiarkan Faizal Assegaf dengan tidak menangkap, dan mengadilinya, maka jangan heran kalau kelak generasi mendatang akan ikut-ikutan menghina dan merendahkan semua pahlawan nasional. Apa yang ditulis dan diucapkan oleh Faizal Assegaf adalah upaya upaya untuk melemahkan dan menghancurkan Bangsa Indonesia. Ya, kalau generasi mendatang tak lagi hormat dan menghargai para pahlawan maka bangsa ini akan kehilangan sejarahnya atau ahistoris, dan bangsa yang ahistoris akan menjadi bangsa yang hancur, tanpa sejarah, tanpa karakter dan jati diri bangsa.

“Setali tiga uang dengan Faizal Assegaf, apa yang diucapkan dan disampaikan oleh UAS terkait dengan berpindahnya agama Seorang Sukmawati Soekarno Putri adalah wujud arogansi dan betapa ahistoris (buta sejarahnya) Seorang UAS.”

Pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

UAS ini seakan-akan lebih baik, dan lebih tinggi nilainya dibanding aturan-aturan negara. Dalam UUD sudah jelas diterangkan namun mengapa seorang UAS mengucapkan hal yang tabu untuk diucapkan?

“Akankah UAS tidak mengakui Pancasila dan Undang-undang Negara?”
“Akankah Benar UAS ingin mengganti Pancasila dan Undang-undang dengan aturan khilafah sesuai dengan doktrinasi HTI yang pernah diikutinya?”

“Dalam hal ini (Faizal Assegaf dan UAS), kami selaku anak bangsa yang teramat sangat mencintai negeri ini dan menginginkan kedamaian nan ketentraman di negeri ini meminta kepada negara dalam hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas, menangkap, mengadili dan menghukum seberat beratnya tanpa adanya aduan ataupun pelaporan dari saya ataupun masyarakat lainya sesegera mungkin menangkap, mengadili dan menghukum berat Faizal Assegaf, UAS, Novel Bamukmin, Haikal Hasan, Khalid Basalamah, Firanda, Dosnor dkk. yang secara jelas, nyata dan gamblang mengancam keutuhan bangsa, rusaknya persatuan antar anak bangsa, dan mengancam hancurnya kelangsungan bangsa Indonesia di masa depan,” tegas Gus Wal.

“Dan siapapun yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, juga para provokator-provokator propoganda yang masih sebarkan hoax, ideologi terlarang haram radikalisme terorisme dan para provokator propoganda penolak Vaksinasi Covid 19,” tambahnya.

“Bersama PNIB kita gelorakan semangat Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, dan merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pesan Gus Wal.

“Dan bersama sama kita jaga kampung desa lingkungan sekitar kita dari bahaya laten taliban, intoleransi, radikalisme, terorisme,” imbuhnya.

“Jangan pernah biarkan FPI HTI PKI bangkit kembali meskipun berganti nama dan tema, dan jangan pernah biarkan PA 212 yang isinya hanya kumpulan FPI HTI berkembang di Indonesia, bubarkan PA 212, tak ada manfaatnya selain bikin rusak kedamaian bangsa dengan demo-demo tak bermutu tanpa data analitik dan valid,” pungkas Gus Wal menutup wawancara.

 

Baca Kopi Pahit Gus Wal lainnya di sini:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here