PNIB: Kado 77 Tahun Kemerdekaan, Rakyat Inginkan Indonesia Merdeka dari Khilafah Wahabi Terorisme, Politik Identitas, Da’i Provokator dan FPI HTI PA 212

SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusatara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengemukakan bahwa di 77 tahun kemerdekaan RI, kado yang diinginkan oleh rakyat Indonesia kini adalah merdeka dari bahaya laten khilafah serta ancaman segregasi yang didengungkan di mimbar-mimbar agama oleh para da’i provokator.

“Kado 77 tahun kemerdekaan, rakyat menginginkan Indonesia Merdeka dari Khilafah Wahabi Terorisme, Politik Identitas, Da’i Provokator dan FPI HTI PA 212,” ungkap Gus Wal.

Gus Wal juga mendukung upaya dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang terus-menerus tanpa kenal lelah menindak tegas para pengasong khilafah radikalisme terorisme dan pengkhianat bangsa.

-Iklan-

“Rakyat Indonesia selalu mendukung penuh Densus 88, POLRI TNI untuk selalu tegas dalam menumpas dan menindak tegas segala bentuk aksi terorisme,” ujar Gus Wal.

“Undang-undang Terorisme harus diperkuat. Selain itu pemerintah juga perlu mewaspadai dan kalau perlu memperlakukan pengurus, anggota, maupun simpatisan eks FPI HTI NII dengan tegas. Karena sebenarnya mereka tak jauh berbeda dengan para teroris, pengkhinat bangsa yang tak mengakui dasar negara Pancasila sebagai azas organisasinya,” tambah Gus Wal.

“Kalau perlu, cabut kewarganegaraan dan hak politiknya,” tegasnya.

Menurut Gus Wal, ideologi Khilafah Radikalisme Terorisme yang selama ini disuarakan dan dipromosikan secara massive oleh pengurus, anggota dan simpatisan NII FPI HTI itu sukar disembuhkan tanpa adanya sebuah kebijakan yang tegas dan konkret dari negara (dalam hal ini pemerintah).

Gus Wal mengingatkan bahwa ideologi mereka masih hidup, kegiatan mereka masih terus berjalan meski dengan sembunyi-sembunyi.

“Banyaknya pesantren, sekolah dan lembaga mereka terus berdiri hingga saat ini di berbagai wilayah dan daerah. Mereka masih mencoba untuk terus eksis dengan menyebarkan ajaran serta fahamnya,” terangnya.

“Dan kondisi ini juga tidak terlepas dari maraknya da’i provokator seperti UAS, Sugik Nur, Haikal Hasan, Bachtiar Nasir dan para penceramah radikal penyeru pengasong ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme,” ungkap Gus Wal.

Karena itu menurut Gus Wal, para da’i provokator di atas, “Perlu ditindak tegas selain para eks pengurus dan penggerak eks FPI HTI NII yang tetap massive berkeliaran berkegiatan menyebarkan paham ideologinya masuk kampung desa di seluruh Indonesia.”

Sudah tak bisa ditutupi lagi pintu masuk radikalisme dan terorisme kini berasal dari ajaran wahabi. Salah satu penceramah Wahabi seperti Khalid Basalamah itu jelas dan terbukti tak pernah menganggap Pancasila sebagai pedoman dasar hidup bermasyarakat dan bernegara di NKRI.

Tahun lalu Khalid Basalamah menyarankan tak usah menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Tahun ini ia ucapkan untuk musnahkan wayang, yang notabene merupakan budaya luhur asli nusantara. Padahal Walisongo dulu awalnya juga berdakwah dengan medium wayang.

Gus Wal merespon keras ceramah Khalid Basalamah yang anti Pancasila dan Indonesia Raya.

“Hampir seluruh rakyat Indonesia menginginkan Khalid Basalamah bersama golongannya yang menolak lagu Indonesia Raya dan ideologi Pancasila, dan mau memusnahkan wayang sebagai budaya asli nusantara, secepatnya agar angkat kaki meninggalkan Bumi Nusantara ini,” ucap Gus Wal.

Karena itulah Gus Wal mengajak kepada seluruh anak bangsa yang mencintai negerinya yang berPancasila aman makmur damai untuk bersama-sama menguatkan Nasionalisme dan Kebangsaan. “Itulah masa depan,” imbuhnya

“Mari bersama-sama menjaga kampung, desa, lingkungannya dari faham-faham ideologi Radikalisme Terorisme juga bahaya laten NII FPI HTI,” pesan Gus Wal.

“Bersama Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII Radikalisme Khilafah Terorisme.”

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” tutup Gus Wal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here