SintesaNews.com – Ormas kebangsaan lintas suku budaya dan agama PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) di berbagai daerah menyerukan kepada masyarakat agar menolak anasir-anasir laten khilafah yang masih saja marak dipropagandakan di masyarakat dengan bungkus agama.
Seperti dituturkan oleh Ketua PNIB Jawa Timur Abah Akhmad Baidhowi MTS, “Kami mengajak kepada warga masyarakat baik di Jombang, Surabaya dan Jawa Timur untuk menolak propaganda khilafah, karena kita sudah memiliki dasar negara Pancasila dan UUD sebagai konstitusi NKRI.”
“Kami berharap kepada masyarakat lebih mengutamakan dan memprioritaskan keselamatan dan keutuhan bangsa dengan memperkuat nasionalisme kebangsaan, menggemakan kembali nilai-nilai Pancasila dan menghidupkan kembali Tradisi Budaya Nusantara, dengan lebih meningkatkan Toleransi, Persatuan, dan Persaudaraan antar sesama anak bangsa,” tutur Abah Baidhowi
“Mari kita bersama-sama menguatkan persatuan dan kesatuan anak bangsa, melestarikan dan mempertahankan budaya asli Nusantara agar tetap lestari untuk warisan generasi mendatang guna menjaga kampung-kampung dan desa kita dari infiltrasi kelompok-kelompok berhaluan keras berideologi transnasional Khilafah Radikalisme Terorisme dan menjaga dari masuknya bahaya laten Khilafatul Muslimin FPI HTI NII,” terang Abah Baidhowi.
Abah Baidhowi juga mengusulkan agar setiap kampung desa membuat program sebagai kampung/desa Pancasila, untuk membentengi warganya terutama generasi muda agar tidak terseret dan terpapar ideologi transnasional Khilafah Radikalisme Terorisme FPI HTI NII yang sangat massive persebarannya hingga pelosok-pelosok bahkan yang sangat terpencil.
Senafas dengan itu, Ketua PNIB Yogya, Timi Widayat juga mengutarakan, “Kami PNIB Yogyakarta konsisten tegak lurus dengan Pengurus Pusat PNIB yang senantiasa istiqomah untuk bersama-sama masyarakat ikut berperan aktif dalam tujuan menjaga Bangsa, Bela Negara, melestarikan Pancasila dan merawat Tradisi Budaya Nusantara, seperti yang selama ini telah dilakukan oleh Pengurus Pusat PNIB di berbagai wilayah lainya.”
“Kami menolak propaganda khilafah, kita punya UUD dan Pancasila,” tegasnya.
Dihubungi melalui sambungan seluler, Ketua Umum PNIB AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) juga menegaskan bahwa Pancasila dan UUD 45 itu sesungguhnya “khilafah asli” Indonesia.
Bangsa Indonesia sudah tidak memerlukan lagi ideologi transnasional, ‘khilafah impor’ yang gagal diterapkan di mana-mana dan ditolak di negara-negara mayoritas Islam, bahkan dikategorikan masuk dalam terorisme.
Jika arti khilafah adalah kepemimpinan, atau pemerintahan yang sah, bangsa Indonesia telah memiliki pemerintahan yang sah yang berdasarkan pada Pancasila. Dimana Ketuhanan yang Maha Esa di urutan pertama, dan kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagaimana juga dalam Islam sudah termaktub di dalamnya. Begitupun dengan Persatuan dan Demokrasi (sila ke-3 dan 4) telah sesuai dengan tuntunan Islam. Dan membentuk keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa membeda-bedakan suku agama ras dan golongan, merupakan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sesuai agama Islam.
“Khilafah selamanya akan tertolak, karena Indonesia sudah memiliki Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara, identitas dan jatidiri Bangsa Indonesia,” tegas Gus Wal.
“Mari kita bersama-sama, seluruh masyarakat Indonesia menolak khilafah di mana pun dan kapan pun. Jaga Pancasila dan UUD. Jangan sampai negeri ini di-talibanisasi dan di-suriahisasi, porak poranda oleh para pengasong khilafah.”
Gus Wal berpesan, “Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII, dan para Da’i Provokator serta ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
Baca juga: