PNIB: Jangan Terlena Pujian dari Seluruh Dunia, Waspada Sarabpatinggenah Kembali Menggila

SintesaNews.com – Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terlena dengan pujian-pujian dari dunia internasional kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap berhasil menangani pandemi covid-19 di Indonesia namun tak sampai menjadi resesi ekonomi. Hal itu pula yang membuat Presiden Jokowi kini mendapat giliran memegang tampuk sebagai Presidensi G20.

“Sebagai Rakyat Indonesia, kita wajib berbangga Indonesia menjadi Presidensi G20 dimana Presiden Jokowi menjadi pemimpinya,” ujar Gus Wal.

“Bangga dan bereuforia atas terpilihnya Indonesia menjadi Presidensi G20 memang wajar, bahkan harus. Ya, Rakyat Indonesia harus bangga dengan hal tersebut. Menjadi Presidensi G20 tidaklah mudah, semua parameter tentu menjadi acuan menjadikan Indonesia menjadi Presidensi G20 yang otomatis G20 dipimpin oleh Jokowi, Presiden Indonesia,” tambah Gus Wal.

-Iklan-

“Sudah pasti, dunia Internasional melihat dan mengakui prestasi, kemajuan pesat nan keberhasilan Indonesia dalam berbagai bidang selama dipimpin oleh Presiden Jokowi,” lanjutnya.

Baca: Kopi Pahit Gus Wal lainnya di sini

“Kalau ada rakyat ataupun kelompok tertentu baik ormas, golongan yang tidak bangga dan tidak bahagia dengan capaian Indonesia menjadi Presidensi G20, yang artinya Presiden Jokowi menjadi pemimpin dunia, maka perlu diragukan ke-Indonesia-annya golongan kelompok ataupun ormas tersebut,” tegas Gus Wal.

“Mungkin Matanya “keliliben” atau hatinya sudah berganti warna dari normalnya berwarna merah menjadi hitam pekat, hehehehe,” seloroh Gus Wal.

Namun Gus Wal juga mengingatkan, kita tidak boleh terlena dan jumawa atas capaian negara dan bangsa kita yang saat ini menjadi pemimpin dunia. Semua pemimpin dunia memuji Indonesia dan Presiden Jokowi.

“Semua mata dunia dengan segala kepentingan dan corak pandangnya kini tertuju kepada Indonesia dan Presiden Jokowi. Hebat tidak? Jelas hebatlah…, masak tidak hebat. Bangga tidak? Banggalah…, masak tidak,” ucap Gus Wal.

Namun di tengah rasa bangga yang mengharu biru ditengah euforia, kita sebagai rakyat Indonesia juga mesti mengingat sejarah ketika 55 tahun lalu Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno jatuh dan dijatuhkan dari kepemimpinannya tatkala Indonesia dan Soekarno begitu dikagumi dan dipuja oleh seluruh dunia, semua mata dunia Internasional selalu tertuju kepada Indonesia, Soekarno dan segala sesuatu tentangnya.

“Saat itu baik negara gurem yang baru merdeka di Asia, Afrika, negara-negara Teluk, China, Eropa, dan Amerika Serikat pun sebegitu hormat dan memuji Indonesia, Soekarno dan segala sesuatu tentangnya,” ungkap Gus Wal.

Saat ini sangat mirip seperti saat itu bukan?

“Kita Jangan Pernah mengulang kembali sejarah kelam kembali terulang, karena hanya keledai yang mau jatuh ke lubang yang sama,” kata Gus Wal.

Di tengah kepemimpinan Presiden Jokowi yang luar biasa capaian kinerja, prestasi, dan hasil nyata yang mampu secara nyata dirasakan oleh rakyat, tentunya kita juga harus miris terkait banyak para pembantu dan lingkaran dalam Presiden yang akhir akhir ini banyak diterpa isu-isu negatif, terlepas benar atau tidaknya isu isu tersebut, namun kita harus berfikir kritis, ada serangan dan motif apakah, sampai-sampai para pembantu kunci dan lingkaran inti Presiden diserang habis-habisan dengan berbagai isu isu negatif,” beber Gus Wal.

“Dimulai dari Kepala KSP Moeldoko yang diisukan masuk lingkaran invermectin, kini Luhut Binsar Panjaitan dan Erick Thohir yang diisukan bermain main dengan PCR. Kita berharap tentunya isu-isu negatif kepada para pembantu kunci dan lingkaran inti Presiden Jokowi tidaklah benar, amiiinn,” harap Gus Wal.

“Sangat mungkin isu-isu negatif yang sengaja dihembuskan kepada para pembantu kunci dan lingkaran inti Presiden Jokowi adalah wujud pemretelan dan sebuah cara halus melumpuhkan kinerja pemerintahan Jokowi. Sebagaimana kita tahu dari sejarah, dahulu Soekarno jatuh dikarenakan dimulainya demo, dari demo-demo yang penuh hoax, fitnah dan propoganda, serta para pembantu kunci dan lingkaran intinya dipreteli, disingkirkan, dibuang, bahkan dibunuh secara keji?” papar Gus Wal.

“Sekali lagi, Jangan sampai terjadi kembali upaya upaya pengulangan sejarah kelam terjadi dinegeri ini,” jelasnya.

“Selain adanya upaya mempreteli dan menjauhkan Presiden Jokowi dengan para pembantu kunci dan lingkaran intinya, kita juga harus waspada dengan massive-nya pergerakan dari eks HTI FPI yang kembali bangkit mendompleng ataupun menunggangi PA 212 yang selain sangat gencar deklarasi diberbagai daerah dan berkegiatan, yang langsung dihadiri oleh para tokoh-tokohnya yang itu-itu saja dan polanya begitu-begitu saja. Juga mereka akan melangsungkan Reuni 212, yang entah diadakan tanggal 2 bulan 12 Desember 2021 ataukah 2 Januari 2022,” terang Gus Wal.

“Jasmerah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Karena dari sejarah kita belajar untuk memajukan bangsa Indonesia semakin di depan, bukan untuk kembali mengulang sejarah yang kelam,” pesan Gus Wal.

“Bersama PNIB kita bersama-sama Merawat Persatuan dan Kebhinekaan Indonesia. Bersama PNIB kita bersama-sama menghias pelangi Kebhinekaan Indonesia. Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkas Gus Wal.

“Jaga Kampung Desa dari Corona, Talibanisasi, Bahaya Laten FPI HTI Radikalisme Khilafah Terorisme,” tutupnya mengakhiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here