PNIB: Jangan Lengah, Waspadai dan Tolak Ideologi Khilafah Menyusup di Pesantren dan Lembaga Pendidikan sejak Usia Dini

SintesaNews.com – Ketum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengemukakan bahwa ideologi Khilafah Radikalisme Terorisme yang selama ini disuarakan dan dipromosikan secara massive oleh pengurus, anggota dan simpatisan NII FPI HTI itu sukar disembuhkan tanpa adanya sebuah kebijakan yang tegas dan konkret dari negara (dalam hal ini pemerintah).

Gus Wal mengungkapkan bahwa ideologi mereka masih hidup, kegiatan mereka masih terus berjalan meski dengan sembunyi-sembunyi.

“Banyaknya pesantren, sekolah dan lembaga mereka terus berdiri hingga saat ini di berbagai wilayah dan daerah. Mereka masih mencoba untuk terus eksis dengan menyebarkan ajaran serta fahamnya,” terangnya.

-Iklan-

Baca juga: PNIB: Negara Harus Tutup dan Ambil Alih Wonosalam Boarding School dan Semua Sekolah/Yayasan/Lembaga Khilafah Terorisme

Pintu masuk radikalisme dan terorisme diawali dari ajaran Wahabi yang menginfiltrasi lembaga pendidikan sejak usia dini hingga sampai ke sektor pemerintahan dan BUMN.

“Maka mau tidak mau, suka ataupun tidak suka, negara dalam hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum harus lebih tegas kepada mereka!” ujar Gus Wal.

“Negara Tak Boleh Kalah, Pecat ASN dan Tenaga Honorer Pro Khilafah di Kementrian, BUMN dan BUMD,” tegasnya.

Gus Wal berpendapat, “Pemerintah sangat mutlak melakukan hal tersebut jika benar-benar ingin membawa Indonesia lebih baik lagi, lebih bermartabat dan berbudaya. Karena banyak ASN dan tenaga honorer di kementerian dan BUMN disinyalir ikut membantu pendanaan berbagai macam kegiatan, gerakan dan bahkan pendirian lembaga, yayasan maupun pesantren yang berfaham keras berideologi transnasional Radikalisme Terorisme.”

Gus Wal jengah atas munculnya kembali FPI dengan nama baru/singkatan baru dan sel-selnya yang kembali massive dengan nama juga semboyan baru, NII yang masih menggurita dan masih banyaknya jaringan teroris yang kembali ditangkap oleh Densus 88. Belum lagi munculnya banyak pesantren ataupun sekolah dan lembaga keagamaan di berbagai daerah yang didirikan oleh eks FPI HTI yang masih dipertanyakan komitmen kesadaran berbangsa dan bernegara.

“Indonesia Darurat Radikalisme, Indonesia Darurat Terorisme, Indonesia Darurat bahaya laten NII HTI FPI!” ujar Gus Wal.

“Jangan Pernah Biarkan FPI HTI NII Bangkit Lagi, Jika Tak Ingin Indonesia seperti Suriah Afganistan Libya,” ujar Gus Wal.

“Jangan pernah sekalipun menganggap enteng dan guyonan upaya-upaya untuk men-‘talibanisasi’ dan men-‘suriah’-kan Indonesia sampai kapanpun,” imbuhnya.

“Meskipun telah dibubarkan secara konstitusional dan dilarang kegiatan serta penggunaan simbol, logo nan atributnya, namun ternyata diam-diam FPI HTI masih terus bergeliat bergerak sangat massive sekali,” ungkap Gus Wal.

“Sudah seharusnya setiap kota atau pun daerah para pemuda-pemudi bangkit menjaga lingkungannya dari faham ideologi radikalisme khilafah terorisme, juga menjaga lingkungannya dari para da’i provokator,” imbuhnya.

Karena itu PNIB dengan tegas menyerukan: “Indonesia Menolak Khilafah! Dan Tindak Tegas dan Hukum Berat Da’i Provokator Pengasong Khilafah Radikalisme Terorisme.”

Selain melarang dan membubarkan acara maupun kegiatan NII FPI HTI, sangat penting bagi negara untuk mencabut kewarganegaraan dan hak-hak politik bagi pengurus, anggota dan simpatisan NII FPI HTI.

“Sebelum NII FPI HTI membuat negeri Indonesia yang subur makmur gemah ripah loh jinawi ini menjadi seperti Suriah, Afghanistan dan Iraq, pemerintah harus melindungi rakyatnya dari ancaman Radikalisme Khilafah Terorisme dan bahaya laten NII FPI HTI, tidak hanya bagi masa ataupun era sekarang, namun juga akan sangat bermanfaat bagi anak cucu kita mendatang,” terang Gus Wal

“Jangan Pernah Biarkan FPI HTI NII Bangkit Lagi, Jika Tak Ingin Indonesia seperti Suriah Afganistan Libya,” ujar Gus Wal.

“Jangan pernah sekalipun menganggap enteng dan guyonan upaya-upaya untuk men-‘talibanisasi’ dan men-‘suriah’-kan Indonesia sampai kapanpun,” imbuhnya.

“Meskipun telah dibubarkan secara konstitusional dan dilarang kegiatan serta penggunaan simbol, logo nan atributnya, namun ternyata diam-diam FPI HTI masih terus bergeliat bergerak sangat massive sekali,” ungkap Gus Wal.

“Sudah seharusnya setiap kota atau pun daerah para pemuda-pemudi bangkit menjaga lingkungannya dari faham ideologi radikalisme khilafah terorisme, juga menjaga lingkungannya dari para da’i provokator,” imbuhnya.

Karena itu PNIB dengan tegas menyerukan: “Indonesia Menolak Khilafah! Dan Tindak Tegas dan Hukum Berat Da’i Provokator Pengasong Khilafah Radikalisme Terorisme.”

Gus Wal berpesan agar rakyat Indonesia yang masih waras untuk menjaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII Khilafah Radikalisme Terorisme dan para Da’i Provokator.

“Perkuat dan kolaborasikan NASIONALISME KEBANGSAAN AGAMA DAN BUDAYA.”

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkas Gus Wal.

Baca juga:

PNIB: Indonesia Bisa Tiru Arab Saudi, Hukum Mati Penyebar Khilafah Radikalisme Terorisme, dan Politik Identitas

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here