SintesaNews.com – Gelombang penolakan Abdul Somad (UAS) di beberapa daerah mulai terjadi. Setelah negara jiran Singapura menolak UAS dengan status Not to Land (NTL) yang artinya UAS tak boleh menginjakkan kaki di negeri singa tersebut, lalu mulai muncul penolakan-penolakan UAS mengisi ceramah di Surabaya, Madura, dan Jombang, Jawa Timur.
Baca: PNIB: Surabaya Kota Pahlawan, Tolak UAS dan Da’i Provokator Khilafah Radikalisme Terorisme
Hal ini diungkapkan oleh Ketum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) bahwa PNIB menolak keras semua da’i provokator seperti UAS, Jafar Umar Thalib, Haikal Hasan, dkk.
“Kami PNIB dan rakyat Indonesia menolak da’i-da’i provokator yang anti Pancasila, dan merusak kerukunan anak bangsa di negeri ini, seperti UAS dan da’i provokator lainnya. Yang sudah terbukti dari jejak rekamnya isi ceramah mereka hanya menebarkan kebencian dan perpecahan di masyarakat Indonesia yang majemuk berBhineka Tunggal Ika,” tutur Gus Wal.
“Kami juga menolak FPI dan HTI bangkit kembali, beserta semua gerakan dan programnya, meski dengan nama baru namun isinya eks FPI HTI juga yang serupa pahamnya, radikalisme pendukung khilafah dan aksi terorisme,” imbuhnya.
Dikabarkan pula 2 hari lalu, UAS ditolak kedatangannya ke Pulau Madura.
Penolakan kedatangan UAS ke Madura disuarakan oleh Kelompok Gerakan Santri Madura. Mereka menilai UAS sudah keluar dari agama Islam yang sebenarnya. Karena Islam itu rahmatan lil alamin.
Gus Wal mendukung penolakan-penolakan UAS tersebut karena menurutnya UAS telah menyimpang dari ideologi Pancasila dengan dakwah-dakwahnya. Sebagai negara pluralisme dan menjunjung tinggi perbedaan Suku, Agama dan RAS, UAS dinilai sebagai pemecah belah bangsa. Jadi wajar kalau ke Singapura saja UAS pasti ditolak.
Ia juga mengingatkan UAS dengan ceramah-ceramah kontroversialnya, terkadang menyinggung agama lain. Bahkan kelompok Islam yang berseberangan dengannya pun kerap kali menjadi sasaran ceramah UAS.
“Demi mencegah dan menjaga keamanan masyarakat Surabaya, Jombang, dan seluruh daerah di Indonesia di mana pun, dari ceramah-ceramah da’i provokator yang radikal intoleran, seperti UAS dkk., kami PNIB menolak kedatangan UAS di mana pun dan kapan pun di Indonesia,” tegas Gus Wal
Gus Wal menilai, UAS merupakan penyebar islam radikal dan intoleran yang telah membuat kegaduhan umat.
“Kami sangat keras menolak para da’i provokator adalah karena kami cinta negeri tempat dimana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta keBhineka-an akan kemajemukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan segala keragaman budayanya,” papar Gus Wal.
“Kami tidak ingin negeri ini selalu diributkan dan dibuat gaduh oleh para da’i provokator seperti bertahun-tahun yang lampau di masa pentolan FPI belum dihukum karena perbuatannya. Kita tidak menginginkan persatuan dan kerukunan antar umat beragama dikoyak-koyak nan dicabik-cabik oleh FPI yang sudah menjadi ormas terlarang, seperti tahun-tahun yang usang. Kami tak ingin Pancasila sebagai dasar negara pedoman hidup bermasyarakat dalam bingkai NKRI dihina oleh para da’i provokator dan sejenis eks FPI,” jelas Gus Wal.
“Kami juga menolak da’i-da’i provokator seperti Haikal Hasan, Sugik Nur, UAS, dan semua kroni-kroni PA212 yang jadi wadah baru bagi mereka-mereka eks ormas terlarang HTI dan FPI,” ujar Gus Wal.
“Bersama jaga kampung desa dari Da”i Provokator, bahaya laten FPI HTI PA212 radikalisme khilafah terorisme,” pesan Gus Wal.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
PNIB: Surabaya Kota Pahlawan, Tolak UAS dan Da’i Provokator Khilafah Radikalisme Terorisme