PNIB: Isu Islamophobia Dibuat Kelompok Radikalis untuk Adu Domba Anak Bangsa

SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menuturkan bahwa isu islamophobia yang mengglorifikasi adalah kelompok radikal, dan jaringan terorisme, gerakan politik yang ingin mengambil alih kekuasaan dan mengganti ideologi negara Pancasila dengan ideologi transnasional khilafah.

“Kelompok-kelokpok radikalisme eks FPI, HTI, NII, dan sebagainya juga PA 212, GNPF dkk. itu sudah bukan rahasia lagi ingin mengganti sistem negara dengan sistem agama versi mereka, dengan memanipulasi, mendistorsi dan mempolitisasi agama,” ujar Gus Wal.

“Diangkatnya isu ‘islamophobia’ adalah merupakan bagian dari strategi konflik,” imbuhnya.

-Iklan-

Gus Wal menjelaskan, “Agenda mereka bukan main-main, mereka ingin mengambilalih kekuasaan dan mengganti sistem dan ideologi negara.”

“Padahal sebenarnya mereka masih sedikit jumlahnya tapi berisik dan selalu gaduh. Dan inilah cara mereka mengakselerasi dengan menggunakan strategi chaos, membangun paradigma mengadu domba di antara anak bangsa melalui aksi intoleransi dan isu SARA termasuk isu islamophobia,” terang Gus Wal.

“Mereka itu mengklaim kebenaran merasa paling Islam merasa paling agamis merasa paling sunah. Orang lain salah, sesat, bid’ah. Padahal ketika merasa paling, itu adalah krisis akhlak,” jelasnya.

“Mereka juga merasa paling ahli surga seakan-akan panitia surga. Kemudian mereka juga mengklaim sebagai representasi, atau paling mewakili umat. Lha, NU yang memiliki ratusan juta pengikut dan nyata-nyata telah berjuang untuk kemerdekaan dan tegaknya NKRI mereka anggap apa? Mereka baru lahir kok sudah merasa paling- paling…. Edan tenan,”  geramnya.

Gus Wal mewanti-wanti kepada masyarakat umum yang sering terbuai dengan kemasan agama.

“Waspada terhadap kelompok radikalisme terorisme pengasong khilafah seperti disebutkan di atas. Mereka suka menjustifikasi dengan istilah-istilah dan isu ‘anti Islam, musuh Islam’, mengklaim kelompok mereka sebagai perwakilan umat Islam,” tutur Gus Wal.

“Padahal mereka miskin akhlak, miskin ilmu, dan kurang piknik. Tak mau toleran terhadap perbedaan,” tambahnya.

“Jadi sekali lagi, isu islamophobia itu digelorakan oleh kelompok radikal untuk mengadu domba di antara anak bangsa,” Gus Wal mengingatkan.

“Jika ini dibiarkan, polanya sama dengan di Suriah, Libya, Afghanistan, dsb.”

“Sebelum terjadi konflik didahului oleh fenomena massif dan maraknya radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama. Kemudian berkolaborasi dengan pihak-pihak anti pemerintah dan lembaga-lembaga penggalang dana yang mengeruk dana-dana CSR seperti ACT,” pungkas Gus Wal.

Disamping itu Gus Wal dengan gamblang menguatarakan bahwa Indonesia tidak butuh revolusi akhlak, “Yang dibutuhkan adalah Ngaji akhlak untuk memperbaiki adab dan akhlak lahiriah juga bathiniah.”

“Jangan biarkan seorang kriminal yang aklaknya tidak baik/jelek menyerukan revolusi ataupun kudeta dengan dalih agama dengan bingkai revolusi akhlak,” ujar Gus Wal.

“Indonesia Tidak Ada Islamophobia dan Indonesia Tidak Butuh Revolusi Akhlak!
Urus Saja Moralmu… Urus Saja Akhlakmu,” tegasnya.

Gus Wal menutup keterangannya kepada SintesaNews.com dengan berpesan, “Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII, dan para Da’i Provokator serta ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme.”

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here