SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR Waluyo Wasis Nugroho, atau akrab disapa Gus Wal mengajak masyarakat agar tidak mudah termakan oleh ceramah provokatif yang hanya memecah belah umat Islam namun dengan bungkusan agama.
“Kami Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mengajak warga masyarakat untuk menolak dai provokator seperti UAS yang jelas-jelas isi ceramahnya provokatif memecah belah masyarakat, bahkan juga memecah-belah umat Islam,” ucap Gus Wal.
Usai ditolak menginjakkan kaki di Singapura, masyarakat di beberapa daerah seperti di Jombang, Surabaya dan Madura belum lama ini juga menyuarakan penolakannya terhadap UAS.
Baca: PNIB: Surabaya Kota Pahlawan, Tolak UAS dan Da’i Provokator Khilafah Radikalisme Terorisme
“Seharusnya di seluruh penjuru negeri pun harus demikian, demi terciptanya keamanan kedamaian nan ketentraman umat,” ujarnya.
“Terlebih jika UAS dan para dai provokator sepertinya menyebarkan ideologi ‘haram’ terlarang HTI khilafahnya, jika itu terjadi kami Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) bersama-sama warga masyarakat siap melawan dan perang total terhadap mereka,” tegasnya.
“Dan tak hanya berlaku bagi UAS, semua da’i termasuk Sugik Nur Raharja dan siapa pun yang berdakwah di atas mimbar, berkhotbah mau pun berorasi di mana pun dengan membawa-bawa agama wajib menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam yang dibawa oleh baginda Rosululloh Nabi Muhammad SAW, yang selalu mengajak kepada ketaqwaaan dengan selalu mengajak kepada salam perdamaian dengan penuh kelembutan dan cinta kasih.”
“Jadi kalau kembali ada UAS, Sugik Nur Raharja dan lain sebagainya kemudian hari menyampaikan ujaran-ujaran provokasi, propaganda dalam bentuk apapun yang menyerukan kepada permusuhan, ujaran kebencian kepada suatu golongan, terlebih kepada negara, maka masyarakat jangan pernah ragu-ragu untuk menolak kehadiran mereka, menolak acara/kegiatan mereka dan meminta atau pun memaksa kepada aparat penegak hukum untuk melarang dan membubarkan acara mereka,” tutur Gus Wal.
Para penceramah yang tidak direkomendasikan Kemenag
Kementerian Agama pernah mengeluarkan daftar rekomendasi ustaz pada tahun 2018. Dari 200 ustaz tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul Somad dan sejumlah ustaz seperti. Adi Hidayat, Hanan Attaki, dan Khalid Basalamah. Selain itu tidak ada juga nama Rizieq Shihab.
Gus Wal menyoroti adanya pembiaran atas corong-corong propaganda yang mengoyak persatuan anak bangsa dan mencederai persatuan nan kebhinekaan Indonesia.
“Membiarkan corong-corong propaganda eks FPI, HTI, JAT, JAD, NII tetap eksis menyebarkan ajaranya, menyebarkan hoax, ujaran kebencian adalah sama saja dengan membiarkan rusaknya generasi anak bangsa, rusaknya Persatuan dan Kebhinekaan, serta membiarkan ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara,” terang Gus Wal.
“Musuh bangsa saat ini adalah ketidakadilan sosial, narkoba, korupsi, dan bahaya laten HTI FPI pengusung faham terlarang Radikalisme Terorisme. Jangan biarkan mereka melalui corong-corongnya kembali bangkit merusak generasi muda, menghancurkan bangsa dan negara Indonesia,” jelas Gus Wal.
“Kami PNIB dan rakyat Indonesia menolak da’i-da’i provokator yang anti Pancasila, dan merusak kerukunan anak bangsa di negeri ini, seperti UAS dan da’i provokator lainnya. Yang sudah terbukti dari jejak rekamnya isi ceramah mereka hanya menebarkan kebencian dan perpecahan di masyarakat bahkan di kalangan umat Islam sendiri,” tuturnya.
Gus Wal juga mengingatkan UAS dengan ceramah-ceramah kontroversialnya, terkadang menyinggung agama lain. Bahkan kelompok Islam yang berseberangan dengannya pun kerap kali menjadi sasaran ceramah UAS.
“Demi mencegah dan menjaga keamanan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia di mana pun, dari ceramah-ceramah da’i provokator yang radikal intoleran, seperti UAS dkk., kami PNIB menolak kedatangan UAS di mana pun dan kapan pun di Indonesia,” tegas Gus Wal
Gus Wal menilai, UAS merupakan penyebar islam radikal dan intoleran yang telah membuat kegaduhan umat.
“Kami sangat keras menolak para da’i provokator adalah karena kami cinta negeri tempat dimana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta keBhineka-an akan kemajemukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan segala keragaman budayanya,” papar Gus Wal.
“Indonesia itu negara yang majemuk berBhineka Tunggal Ika,” imbuhnya.
“Kami tidak ingin negeri ini selalu diributkan dan dibuat gaduh oleh para da’i provokator seperti bertahun-tahun yang lampau. Kita tidak menginginkan persatuan dan kerukunan antar umat beragama dikoyak-koyak nan dicabik-cabik oleh UAS dan sejenisnya. Kami tak ingin Pancasila sebagai dasar negara pedoman hidup bermasyarakat dalam bingkai NKRI dihina oleh para da’i provokator,” jelas Gus Wal.
“Bersama jaga kampung desa dari Da”i Provokator, bahaya laten FPI HTI PA212 radikalisme khilafah terorisme,” pesan Gus Wal.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
PNIB: Jaga Surabaya, Jombang dan Indonesia dari UAS dan Da’i Provokator Khilafah