SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR Waluyo Wasis Nugroho atau akrab disapa Gus Wal sudah berulangkali mengingatkan agar masyarakat tidak mendukung LSM apapun yang justru menyokong radikalisme dan terorisme.
“Tutup atau bubarkan ACT dan LSM apapun yang terbukti menyokong radikalisme dan terorisme. Terlebih para petinggi ACT hidup mewah dari uang donasi,” ujar Gus Wal.
Pendiri dan pengelola Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) ditengarai menggunakan dana umat untuk kepentingan pribadi.
Dilansir dari Majalah Tempo, Ahyudin, pendiri dan mantan Presiden ACT, ditengarai menerima gaji sebesar Rp 250 juta per bulan.
Kemudian pejabat senior vice president menerima Rp 200 juta/bulan, vice president dibayar Rp 80 juta/bulan, dan direktur eksekutif mendapat Rp 50 juta/bulan
Para petinggi yayasan ini juga menerima fasilitas kendaraan dinas menengah ke atas seperti Toyota Alphard, Honda CR-V, dan Mitsubishi Pajero Sport.
Bukan hanya itu, Ahyudin juga secara leluasa memakai dana organisasi untuk membayar uang muka rumah dan pembelian furnitur buat istrinya.
Transfer dari sebuah lembaga milik ACT kepada Presiden ACT, untuk rumah di Cianjur,
1. DP Rumah, 230jt
2. Biaya Notaris, 31,75jt
3. Cicilan Rumah (6 kali), 275jt (total)
Untuk rumah di Bintaro, cicilan rumah (10 kali), 2,86 milyar (total)
Untuk rumah di Cirendeu:
1. 10 AC, 42,675jt
2. Water heater, 26,5jt
3. Lemari dan Kitchen set, 52,45jt
4. Gorden, 23,45jt
5. Lampu gantung, 4jt
GENDENG
ACT telah BAKAR UANG sejumlah lebih dari DUA TRILYUN per bulan dan itu adalah uang umat yang ghirah agamanya naik tinggi karena promosi.
Karena itulah Gus Wal mengutarakan bahayanya lembaga-lembaga berkedok sosial, kemanusiaan, bahkan pendidikan yang ternyata berafiliasi dengan organisasi radikal dan terorisme.
Baca: