SintesaNews.com – Ormas Kebangsaan Kemasyarakatan Kebangsaan Lintas Agama, Suku, Dan Budaya, PNIB –Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu– DPW Jawa Timur kembali mengadakan Kegiatan berbagi Takjil (Menu Berbuka Puasa, red).
Setelah sebelumnya melakukan giat Bagi Takjil di Kawasan Malioboro Yogyakarta, Ringin Contong Jombang, dan di Kawasan Jl. A. Yani Surabaya, kali ini PNIB kembali melakukan giat serupa di Rest Area Karang Ploso Malang.
PNIB Bagi Takjil di Surabaya, Kecam Tolak Keras Demo Gaduh Ganggu Keindahan dan Keberkahan Ramadhan
Giat Bagi Takjil yang dipimpin langsung oleh Ketua PNIB Jawa Timur Abah KH Akhmad Baidhowi MTS, Ketua Koordinator PNIB Malang Raya KRT KH Musyrifin dan Siswoyo Probo Ketua PNIB Kota Malang bertemakan nuansa Budaya.
“Kami ingin mengajak kepada warga masyarakat Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur dan Rakyat Indonesia untuk lebih mengutamakan dan memprioritaskan keselamatan dan keutuhan bangsa dengan memperkuat nasionalisme Kebangsaan, menggemakan kembali nilai nilai Pancasila dan menghidupkan kembali Tradisi Budaya Nusantara, dengan lebih meningkatkan Toleransi, Persatuan, dan Persaudaraan antar sesama anak bangsa,” terang Abah Baidhowi.
PNIB menolak keras segala bentuk demo berjilid-jilid di manapun berada yang mengatasnamakan kelompok ataupun agama tertentu yang hanya sebagai dalih untuk membuat kegaduhan, keresahan, mengganggu kedamaian ketentraman hidup rakyat Indonesia.
Sementara dihubungi melalui sambungan seluler, Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho) Ketum PNIB menyatakan sikap bahwa PNIB mengapresiasi setinggi-tingginya diperbolehkanya Mudik oleh pemerintah di lebaran tahun ini.
“Mudik kembali ke daerah asalnya masing-masing, seyogyanya dan se-Indonesia selain menjadi momentum perayaan Idulfitri dan silaturahmi kepada segenap keluarga, tetangga dan kerabat, Mudik juga dijadikan ajang untuk refleksi kembali utuh menjadi manusia Nusantara yang sebenar-benarnya,” ujar Gus Wal.
“Jangan nodai mudik di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang penuh berkah maghfiroh ini dengan membawa hoax propaganda dan paham-paham transnasional radikalisme khilafah terorisme ataupun paham-paham bahaya laten FPI HTI yang didapat dari tempat perantauannya dibawa pulang ke tempat asalnya,” tegas Gus Wal.
“Jangan pernah biarkan FPI HTI dan segala bentuk gerakan maupun paham ideologi transnasional beserta tetek-bengeknya kembali bangkit dan sangat massive membuat gaduh dengan gerakan dan program-programnya melalui PA 212, NII, ataupun dengan mendirikan berbagai yayasan/lembaga yang mengajarkan paham radikalisme khilafah terorisme,” tutur Gus Wal.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”
“Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI, PA 212, Intoleransi SARA Radikalisme Khilafah Terorisme,” tutup Gus Wal.
Baca juga:
PNIB Bagi Takjil di Jombang Kota Santri dan Pluralisme, Sampaikan Selamat Paskah Bagi Umat Kristiani