SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal mengapresiasi kinerja Densus 88 yang terus menjaga rakyat Indonesia dari ancaman terorisme.
“Kasus tembak mati yang dilakukan Densus 88 terhadap dokter Sunardi, sudah merupakan langkah antisipatif yang tepat dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror. Pasalnya sebelum ditembak, dokter Sunardi melakukan perlawanan dan membahayakan keselamatan petugas. Karena itu sudah selayaknya kita rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke berterimakasih dan memberikan apresiasi terhadap kinerja Densus 88,” tutur Gus Wal.
Gus Wal melanjutkan, “Di saat kita semua melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman, para prajurit pilihan Dari Densus 88 berjibaku melawan teroris untuk menjaga 270 juta rakyat Indonesia agar selamat dari teror bom dan menjaga bangsa Indonesia selamat dari gangguan terorisme.”
“Kita bayangkan apa jadinya jika para teroris yang ditindak dalam sepekan ini (dan sebelum-sebelumnya) tidak ditangkap atau dicegah oleh para prajurit pilihan dari Densus 88, berapa banyak bom meledak, berapa banyak korban meninggal, berapa banyak korban luka berat, berapa banyak korban luka ringan maupun sedang? Berapa bangunan, kendaraan, gedung, rumah ibadah yang rusak dan hancur?
Berapa banyak kerugian negara yang hilang karena adanya teror bom yang jelas berdampak pada terganggunya iklim investasi bangsa ini dan citra bangsa Indonesia di dunia luar yang akan buat opini Indonesia menjadi tidak aman, tidak layak dikunjungi dan tidak layak dijadikan tempat investasi dari luar negeri. Betapa ruginya rakyat dan Bangsa Indonesia jika para teroris ataupun terduga teroris itu sukses merakit bom dan sukses meledakannya,” jelas Gus Wal.
Lebih lanjut Gus Wal mengutarakan, “Saya tidak ingin membuat masyarakat Indonesia paranoid dengan kelompok teroris, radikalisme, intoleransi, namun saya ingin mengajak kepada segenap anak bangsa untuk bahu-membahu bersatu melawan kaum pemuja ataupun pengasong faham-faham penganut intoleransi, radikalisme, dan terorisme.”
“Dengan tak lupa selalu bersinergi bersama TNI dan POLRI, melaporkan jika ada kelompok-kelompok pemuja pengasong faham intoleransi, radikalisme, terorisme yang ada di sekitar lingkungan kita,” imbuhnya.
Gus Wal berpesan, “Bersama-sama kita gelorakan ‘Gerakan Jaga Kampung Desa dari bahaya laten intoleransi radikalisme terorisme komunisme HTI khilafah.”
Di balik penangkapan sejumlah teroris di Indonesia, ada sosok Irjen Polisi Marthinus Hukom, Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Terima Kasih POLRI, Terima Kasih Densus 88, Terima Kasih Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom,” Gus Wal menuturkan.
Salam hormat dan kita apresiasi setinggi-tingginya kepada Irjen Marthinus Hukom selaku Kadensus 88 beserta jajaran Densus 88 yang selama beliau menjabat, alhamdulillah selalu pelaku atau terduga teroris tertangkap dahulu sebelum bom meledak, beda dengan sebelum sebelumnya, bom meledak dahulu baru pelaku atau terduga teroris tertangkap. Itu sebuah prestasi yang luar biasa dan kita sebagai rakyat Indonesia yang ingin Pancasila tetap tegak abadi, Indonesia Aman Makmur Damai, sudah sewajibnya berterima kasih dan mengapresiasi kinerja dan prestasi Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom dan seluruh anggota jajaran Densus 88.
“Rakyat Indonesia mendukung penuh densus 88 dan mengharapkan agar kelak Kadensus 88 Irjend Pol Marthinus Hukom bisa menjabat sebagai Kapolri,” ungkap Gus WAl.
“Selain karena prestasinya membawa Densus 88 all out dalam penindakan terorisme, menjaga keselamatan rakyat Indonesia dari ancaman terorisme, sosok Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom juga sangat dekat dengan para ulama’. Tidak sekedar dekat, namun malah sudah bersahabat.
contohnya beberapa waktu lalu Kadensus ngaji bareng Gus Baha’,” beber Gus Wal.
Ini Sosok Irjen Polisi Marthinus, Orang di Balik Penembakan Dokter Sunardi
Irjen Pol Marthinus Hukom lahir di Ameth, Nusalaut, Maluku Tengah, Maluku pada 30 Januari 1969.
Ia adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 1 Mei 2020 mengemban amanat sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Martinus, lulusan Akpol 1991 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri.
Marthinus Hukom termasuk salah satu Aparatur Penegak Hukum Polri yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat bergabung dalam Satuan Reserse Anti Teror dan Bom Ditserse Polda Metro Jaya di bawah kepemimpinan Kombes. Pol. Tito Karnavian, AKBP. Idham Azis, dan Kompol. M Syafii.
Pada saat itu, satuan ini berhasil menangkap teroris Imam Samudera di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002.
Berikut Riwayat Jabatan:
- Penyidik Muda Direktorat Penyidikan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia
- Direktur Intelijen Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia.
- Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pada tahun 2015)
- Direktur Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia. (Pada tahun 2017)
- Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia. (Pada tahun 2018)
- Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia. (Pada tahun 2020)
Saat kejadian teror bom gereja Katedral di Makassar Maret 2021 lalu, Marthinus Hukom diperintahkan langsung oleh Kapolri untuk ikut menangani kasus tersebut.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo langsung memerintahkan Kepala Densus 88 Antiteror Polri, kala itu Brigjen Pol Marthinus Hukom untuk berangkat ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Densus 88 tetap eksis dlm membasmi teroris di NKRI ini, Bravo Densus 88….👍👍👍