SintesaNews.com – Beredar di media sosial, surat pernyataan sikap DPP PKS pada NU yang menganggap NU sebagai kelompok jahiliyah dan musyrik berupa foto atas peristiwa yang terjadi 22 April 2007, diunggah akun Twitter Cassava @4Y4NKZ (26/1).
PKS menuding NU sebagai penganut aliran jahiliyah dan musyrik karena mengikuti tarekat yang dibawakan Imam Ghozali dan Syech Abdul Qodir Jailani yang dikenal kemusyrikannya.
“PKS melarang hal yang sudah dilakukan para wali, sunan, dan ulama terdahulu dengan menganggap semua itu bid’ah dan khurafat. Benarkah?” tanya @4Y4NKZ.
Menanggapi ulah PKS ini Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal menukas, “Begitulah PKS, kelompok ‘sarabpatigenah’.”
PKS merupakan Ikhwanul Muslimin ini pernah diungkapkan oleh salah satu tokoh pendiri PKS di tahun 2013, yang menyebut jika PKS adalah Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin yang merupakan gerakan-gerakan radikal berujung pada aksi-aksi terorisme merupakan organisasi ‘haram terlarang’ di banyak negara karena dicap sebagai organisasi teroris,” jelas Gus Wal.
Namun di Indonesia malah sudah merasuk ke berbagai sektor berkehidupan bangsa dan negara, dari mulai ASN/PNS, unsur TNI-Polri, BUMN, bahkan di DPR.
Di DPR jelas ada PKS, parpol yang mewakili kepentingan kelompok yang sudah dianggap sebagai “organisasi teroris internasional”, Ikhwanul Muslimin, sebagaimana organisasi tersebut dilarang oleh banyak pemerintahan Islam. Bahkan Arab Saudi pun menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terlarang di sana.
Sialnya, masih banyak umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia yang tidak paham ataupun lupa jika PKS adalah bagian dari Ikhwanul Muslimin yang ada di Indonesia.
“Pasca pernyataan Pendiri PKS yang menyebutkan jika PKS adalah bagian dari Ikhwanul Muslimin, maka siapapun yang didukung PKS dalam Pilpres pasti keok,” ujar Gus Wal.
Setidaknya 2 kali Pilpres (2014 dan 2019) adalah bukti sahih, siapapun yang didukung oleh PKS tidak akan menjadi pemimpin bangsa ini.
“Karena apa??? Rakyat Indonesia dan Umat Islam Indonesia sangat antipati terhadap gerakan dan aksi-aksi terorisme yang terjadi di dalam negeri, Timur Tengah dan belahan bumi manapun,” terang Gus Wal.
Sejak bertahun-tahun lamanya wacana pembubaran PKS, salah satu partai di Indonesia yang merupakan bagian atau berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin gencar dilakukan.
Tagar #BubarkanPKS #TenggelamkanPKS sudah ramai gencar, sayangnya masih hanya ramai di media sosial (socmed) meskipun memang menjadi viral dan trending topic.
“Umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia berharap DPR – MPR, aparat penegak hukum dan pemerintah, bisa mengkaji ulang keberadaan PKS dalam blantika politik Indonesia. Bukan semata-mata karena bagian ataupun berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, namun umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia muak dengan PKS karena azas dan ideologinya masih abu-abu dan tidak jelas komitmennya terhadap Ideologi Pancasila yang merupakan ideologi, jatidiri, dan identitas bangsa,” jelas Gus Wal.
“Besar harapan umat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia jika DPR – MPR – DPD yang merupakan perwakilan rakyat bisa segera bersidang membubarkan PKS tanpa harus menunggu kompeks DPR – MPR didemo dan dikepung oleh rakyat Indonesia dan umat Islam Indonesia,” pungkas Gus Wal dalam keterangannya.
Tak luput Gus Wal berpesan, “Bersama segenap komponen anak bangsa kita cegah dan lawan upaya-upaya untuk men-‘talibanisasi’ dan men-‘suriah’-kan Indonesia,” pungkas Gus Wal.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”
Jaga Kampung Desa dari da’i-da’i provokator, bahaya laten FPI HTI radikalisme khilafah terorisme,” pungkasnya.
Baca juga:
Jangan Ada Dusta di Antara Kita, Jangan Ada PKS di Indonesia