Pilih Mana, Quiet Quitting atau Reputasi dan Integritas?

Penulis: Ganda Situmorang

Tindakan bekerja seperlunya sesuai dengan kompensasi dan apresiasi yang diperoleh, lebih popular dengan istilah kekinian “Quiet Quitting”

Di dunia kerja khususnya perusahaan swasta, hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan tentu dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja tertulis dengan tanda tangan di atas materai. Perjanjian kerja bentuknya bisa berupa kontrak, permanen, lelang, outsourcing dan lain-lain.

-Iklan-

Dilihat dari bentuk hubungan perjanjian kerja, maka kemungkinan besar yang dimaksud dengan fenomena Quiet Quitting terjadi pada karyawan yang memiliki perjanjian kerja tetap permanen.

Ada banyak faktor yang menyebabkan lingkungan kerja di perusahaan bervariasi. Dari sisi internal antara lain; kultur perusahaan, karakter atasan atau supervisor langsung, politik kerja di antara karyawan, dan lain-lain.

Dari sisi eksternal adalah kondisi persaingan dunia usaha sekarang yang sangat dinamis, cepat berubah (disruptif) sehingga menuntut karyawan untuk memiliki insiatif tinggi, senantiasa meningkatkan skill baru (up skills) serta integritas tinggi.

Karyawan di jenjang menengah ke atas, sepertinya sangat jarang terjadi fenomena Quiet Quitting. Karyawan fresh graduate hingga jenjang pelaksana, admin, dan semua posisi yang sifatnya specialist tanpa fungsi supervisi manajerial dengan pengalaman kerja di bawah 5 tahun kemungkinan besar terjadinya fenomena Quiet Quitting.

Kemungkinan besar, faktor penyebab Quiet Quitting bisa berupa rendahnya integritas karyawan, kurangnya motivasi, dan ketidaksukaan terhadap pekerjaannya.

Saran saya kepada adek-adek millenial yang sedang dilanda galau, jangan biarkan tindakan Quite Quitting anda berlarut-larut. Segera putuskan tetap kerja atau segera mengundurkan diri.

Jika memang masih tetap bekerja, maka syukurilah anda masih memiliki pekerjaan tersebut. Dan lalu mulailah bekerja secara ikhlas, jujur dan profesional. Percaya deh atasan anda bukan orang bodoh.

Bahkan setiap centimeter pergerakan anda di tempat kerja dipantau terus kok. Jadi tindakan anda Quiet Quitting sesungguhnya merugikan anda sendiri, merusak reputasi dan menyia-nyiakan kesempatan anda untuk mengeluarkan potensi yang terbaik dari dalam diri anda.

Seorang profesional berintegritas dikenal pertama kali dari reputasinya. Reputasi dibangun dengan hal-hal yang telah dikerjakan. Anda tentu tidak ingin mengisi Curriculum Vitae dan Resume anda dengan kata-kata Quiet Quitting bukan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here