Perjuangan Pelapor Korupsi, Togap Marpaung, Karir Dihabisi, Tapi Integritas Tak Pernah Mati

Penulis: Erri Subakti

Masuk ke sebuah rumah makan sederhana yang tidak sederhana, saya sedikit menyembunyikan rasa keterkejutan. Melihat seorang senior alumni UI yang terakhir berkarir sebagai pengawas senior di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN RI), bersama jurnalis senior lainnya, sedang berbincang santai.

Tahun berselang tanpa terasa Togap Marpaung (TM), yang saya kenal sebagai pengawas senior di BAPETEN, telah 10 tahun lebih kiranya masih terus berjuang mendapatkan keadilan, atas disingkirkannya ia dari lembaga yang telah lebih dari 30 tahun ia berkarir dan berkontribusi untuk negara di bidang nuklir.

-Iklan-

Singkat cerita yang saya pernah tau dulu adalah TM pernah mengungkap kasus korupsi, yaitu mark up pengadaan di Bapeten. Lalu terbukti Bapeten merugikan negara dan pihak-pihak yang “menilep” anggaran atas proyek pengadaan di Bapeten mengembalikan uang korupsinya.

Sejak itu TM menjadi momok bagi para pejabat negara, utamanya di lingkungan tempatnya bekerja, agar disegerakan pensiunnya.

Saat TM mengikuti ujian kenaikan pangkat, dirinya sengaja tidak diluluskan dengan cara yang janggal. Pengujinya berjumlah 3 orang, namun penilaiannya ada 4. Padahal dari rekaman video khusus dalam ruang ujian kenaikan pangkatnya, jumlah penguji 3 orang jelas terlihat, 1 orang lain adalah sebagai moderatornya saja.

Semua dugaan kecurangan atas disingkirkannya dirinya dari lembaga tempatnya mengabdikan diri untuk negara ini, telah dilaporkan TM ke pihak-pihak dari mulai Polri, KPK, Kementerian-kementerian terkait, hingga Setneg, namun sayangnya semua laporannya kandas tak menemui ujung.

Padahal TM pada tahun 2016 termasuk salah satu penerima penghargaan Piagam Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia, Satyalencana Karya Satya XXX Tahun, 15 Maret 2016. Karena terbukti TM telah berhasil mengembalikan kerugian negara sekitar Rp 1,1 miliar, sesuai LHP BPK RI Mei 2018.

Lalu TM tak berhenti untuk terus mengungkap ketidakberesan utamanya dalam praktek koruptif di lingkungan Bapeten. Karena itu “karir” TM dibunuh sebelum waktunya”.

Sebagaimana salah satu strategi dalam “politik hitam”, jika kejahatan terungkap, maka salah satu caranya adalah “kill the messenger”.

Karir seorang pelapor korupsi memang mungkin dihabisi, namun integritas, tak akan pernah mati.

Baca:

Ungkap Dugaan Korupsi dan Kerugian Negara di BAPETEN, Togap Marpaung Dijegal Karirnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here