Perjalanan Seribu Mil Dimulai dari Satu Langkah

Penulis: Barry Simorangkir

Ada tertulis: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16 ayat 10)

Saya termasuk orang yang percaya pekerjaan-pekerjaan besar dimulai dari pekerjaan kecil. Bahkan sangat kecil.

-Iklan-

Dalam diskusi bersama mahasiswa-mahasiswa GMKI pada acara Ngobar (Ngobrol Bareng) Barry, 9/6/2024, saya ungkapkan bahwa hal kecil yang saya lakukan setelah bangun tidur adalah membereskan tempat tidur saya. Dari pekerjaan sekecil itulah saya memulai aktivitas keseharian dengan urusan-urusan yang lebih besar. Sehingga setelah menuntaskan pekerjaan besar lainnya, tidak ada hal kecil yang belum tuntas dikerjakan.

Dari atas bukit Siatas Barita tempat Ingwer Ludwig Nommensen berdoa, saya bisa merasakan bagaimana Nommensen memulai upaya pengajaran kasihnya kepada masyarakat yang sebelumnya menolak dirinya.

Mendaki bukit Siatas Barita bukan perkara mudah pada masa itu dengan berjalan kaki sambil membawa perbekalannya. Di ketinggian 1.140 meter dari atas permukaan laut Nommensen berdoa kepada Tuhan agar bisa melakukan tugas mulianya yang penuh kasih kepada masyarakat dengan mengajarkan pendidikan, kesehatan dan pola hidup ke arah kemajuan peradaban.

“A journey of a thousand miles begins with a single step,” kata Lao Tzu, filsuf Tiongkok. Saya sangat setuju ungkapan tersebut. Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah. Ya satu langkah. Step by step. Begitulah sebuah pekerjaan besar bisa dilakukan dengan bertahap, terencana, dan dieksekusi.

Bermimpi, bercita-cita, tetapkan tujuan, bersihkan hati, lalu melangkah dengan tulus. Dan percaya bahwa Tuhan akan selalu bersama kita dan membimbing niat baik kita. Sebagaimana yang patut direnungkan dari apa yang dilakukan oleh Ompui Nommensen.

Hidup ini tidak untuk selalu mendaki menuju puncak saja. Karena setelah di atas bukit, lihatlah segala sesuatu secara holistik dengan “bird eye view”, lalu turunlah kembali ke masyarakat dan lihat dengan seksama permasalahan yang ada untuk segera dicarikan solusi terbaiknya.

Barry Simorangkir

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here