Penulis: Nurul Azizah
Malam tirakatan menjelang tanggal 17 Agustus adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Karena tanggal 16 Agustus malam, seluruh rakyat Indonesia memperingati menjelang detik-detik Indonesia merdeka. Malam yang penuh kegembiraan dan sebagai puncak acara peringatan 17 Agustus di berbagai kampung dan kota di Indonesia.
Di setiap rukun tetangga (RT) atau gang-gang pasti menggelar malam tirakatan 17 Agustus.
Saat penulis remaja, ketika di kampung-kampung ada acara malam tirakatan menjelang tanggal 17 Agustus, di dalamnya ada penyampaian peristiwa sejarah. Peristiwa itu sering dinamai peristiwa sekitar Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Penuturnya biasanya bapak-bapak yang menjadi tokoh masyarakat atau mereka yang ditokohkan. Setelah menikah sampai sekarang saat malam tirakatan tidak pernah ada lagi penyampaian peristiwa sejarah tersebut. Yang ada ya pembukaan, menyanyi lagu Indonesia Raya, lagu-lagu kebangsaan lanjut sambutan dari panitia sampai ketua RT, RW hingga pejabat tinggi lainnya yang hadir malam itu. Doa untuk para pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Lalu penampilan kreasi dari putra putri atau dari ibu-ibu, atau dari bapak-bapak (kalau ada). Pengumuman pemenang lomba, pembagian hadiah, doorprise dan istirahat. Saat istirahat dilakukan pemotongan tumpeng, lanjut dengan makan-makan dan hiburan, serta ditutup dengan doa.
Mengapa para tokoh masyarakat yang ada tidak lagi memasukkan kilas balik perjuangan kemerdekaan Indonesia atau menyampaikan peristiwa sejarah di sekitar proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada hakekatnya malam tirakatan 17 Agustus adalah wujud syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah. Sejarah peristiwa di sekitar proklamasi harus disampaikan kepada warga yang hadir dimalam tirakatan tersebut. Agar masyarakat bisa belajar lagi bagaimana para Pahlawan kemerdekaan berjuang sampai titik darah penghabisan.
Sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, kita tidak hanya mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Tetapi warga harus dibiasakan untuk memahami sejarah proklamasi kemerdekaan.
Di bawah ini penulis menyampaikan peristiwa disekitar proklamasi, yaitu tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hirosima dijatuhi bom atom oleh sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Tanggal 7 Agustus 1945 Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibubarkan diganti dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Tanggal 9 Agustus 1945 Kota Nagasaki dibom oleh Amerika Serikat. Akibatnya dua kota penting di Jepang lumpuh. Ditanggal itu juga Jendral Terauchi memanggil Soekarno, Mohammad Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, Saingon (Vietnam).
Tanggal 12 Agustus 1945 Soekarno, Mohammad Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat bertemu Jendral Terauchi di Dalat yang menegaskan Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Tanggal 14 Agustus 1945 ke tiga tokoh golongan tua kembali ke Indonesia dan ditemui oleh Sutan Syahrir yang mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Tanggal 15 Agustus 1945 di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power) karena Jepang sudah menyerah kalah kepada sekutu.
Tanggal 15 Agustus 1945 golongan muda mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Soekarno menolak karena ingin minta pendapat dari para anggota PPKI.
Malam hari menjelang tanggal 16 Agustus dini hari golongan muda menculik Soekarno Hatta dibawa ke Rengasdengklok Karawang Jawa Barat dan dipaksa segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui radio.
Melihat kondisi yang genting Ahmad Subardjo rela mempertaruhkan nyawanya untuk berdiskusi dengan golongan muda dan menjemput Soekarno Hatta kembali ke Jakarta serta merumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akhirnya disepakati antara golongan muda dan golongan tua proklamasi dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 sebelum pukul 12.00 WIB.
Pemaparan sejarah sekitar proklamasi kemerdekaan bisa dikembangkan lagi oleh para penutur atau para tokoh masyarakat yang mampu memaparkan sejarah proklamasi. Agar generasi muda tahu sejarah proklamasi kemerdekaan.
Jadi penulis usul agar acara renungan tirakatan malam 17 Agustus ada pemaparan sejarah sekitar proklamasi kemerdekaan. Kalau hal ini dilakukan, acara malam tirakatan benar-benar dilaksanakan dengan penuh makna dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI, minat hub 0851-0388-3445.