Peran Generasi Muda dalam Meningkatkan Pariwisata Lokal Menjadi Destinasi Global

Penulis: Barry Simorangkir

Kebetulan pada Sabtu, 8/6/2024 ketika saya mengajak keluarga kecil saya yang saya cintai berkunjung ke kawasan Toba, saya diundang oleh Badan Pengurus Cabang GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) Cabang Toba. GMKI Toba pada hari ini menyelenggarakan Dies Natalis II mereka.

Dalam kesempatan itu saya menyampaikan pesan-pesan saya kepada para mahasiswa yang tergabung dalam GMKI mengenai pentingnya kawasan daerah asal mereka di era digital ini dimana perkembangan teknologi semakin cepat dan maju berkelipatan dari tahun-tahun ke belakang, maka tentu saja anak-anak muda harus cepat beradaptasi dengan teknologi termutakhir.

-Iklan-

Teknologi ini jangan hanya digunakan untuk urusan remeh remeh saja melainkan melalui smartphone kita, sangat mungkin kita berkontribusi untuk membangun daerah kita. Salah satunya melalui teknologi ini kita bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang ada di kawasan.

 

 

Media Sosial sebagai Etalase Digital

Start Small. Saya orang yang percaya bahwa pekerjaan-pekerjaan besar yang berdampak besar di masyarakat itu berawal dari upaya-upaya kecil kita.

Beberapa cara yang mudah, karena sejatinya teknologi itu bermanfaat untuk mempermudah aktivitas manusia, saya paparkan kepada generasi-generasi pewaris masa depan Indonesia ini.

Hal paling sederhana adalah dengan menggunakan smartphone kita. Dengan begitu indahnya kawasan alam di Toba ini, melalui akun media sosial dan mempublikasikannya, vlog, dan postingan-postingan berbagai platform medsos, dengan hashtag tertentu atau reels yang menjadi viral. Itu semua menjadi apa yang disebut sebagai “etalase digital”.

Salah satunya adalah saya pernah berkunjung ke sebuah desa. Dan di sana anak-anak muda bertanya apa yang bisa mereka lakukan. Ternyata di sana ada tari-tarian yang menarik, yang tidak semua orang mampu melakukannya, karena harus melalui tata cara adat tertentu seperti bersemedi dan sebagainya. Lalu saya usulkan kepada mereka cobalah untuk membuat videonya lalu diposting. Tentu awalnya tidak bisa langsung sempurna. Namun dengan proses dan ketekunan, setelah setahun kemudian saya kembali ke sana lagi, ternyata daerah tersebut telah ramai dikunjungi oleh para pelancong wisata. Jadi dari vlog-vlog yang dibuat oleh anak-anak muda daerah tersebut menarik perhatian para pengguna internet global.

(Barry Simorangkir)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here