Pentingnya Peran Ginseng pada Terapi GenQi

Pasien menjalani terapi GenQi di klinik Terapi GenQi Erika Halim. Terapi GenQi berasal dari China yang memanfaatkan ginseng berbentuk balsem dan energi chi. (Primus)

SintesaNews.com BEKASI  – Ginseng, terbukti memiliki peran penting pada terapi GenQi.

“Terapi GenQi adalah terapi yang berasal dari China,” kata Erika Halim, tokoh yang sejak setahun silam fokus memperkenalkan terapi GenQi di Indonesia.

GenQi ini, sejatinya, terang Erika, adalah terapi perpaduan antara pengobatan tradisional China dengan budaya Barat yang digabungkan menggunakan frekuensi bio-elektrik.

-Iklan-

Pengobatan tradisional China dimaksud, beber Erika. adalah tusuk jarum atau akupuntur, guasa, bekam, dan tui na.

“Ini semua kan _chinese traditional medicine_,” tutur Erika Halim.

Gabungan tersebut terwujud dalam sebuah mesin untuk terapi GenQi, tutur Erika, terapis kecantikan sekaligus pemilik Igorgeous dan GenQi Indonesia, pada Sabtu pekan lalu di bilangan Grand Wisata, Kabupaten Bekasi.

Erika Halim bercerita, pasien yang datang menjalani terapi GenQi di kliniknya, memiliki keluhan pada dampak syaraf terjepit, sakit pinggang, sakit kepala, leher kaku, hingga susah tidur.

Sejauh pengalaman Erika, mesin terapi GenQi yang dioperasikannya juga mampu memperbaiki postur tubuh.

Energi chi

Mesin terapi GenQi menerapkan teknologi modern memasukkan energi chi ke dalam tubuh.

Energi chi, kata Erika, dalam pengobatan tradisional China, berasal dari energi sinar matahari.

Saat ini orang modern kekurangan energi matahari karena gaya hidup yang menghindar dari sinar matahari.

“Sekarang kan kita hidup di bawah kondisi AC,” ucap Erika yang sekitar 9 tahun silam sempat merasakan betapa tidak nyamannya mengalami patah tulang ekor

Bersama dengan ginseng berbentuk balsem, mesin terapi GenQi ini memasukkan energi chi.

“Ginseng mengandung 30 bahan alami yang baik untuk tubuh,” kata Erika yang pernah mengenyam pendidikan di persekolahan Kristen Yusuf di kawasan Jembatan Dua, Jakarta Barat.

Rasa yang ditimbulkan pada tubuh adalah rasa panas seperti panasnya balsem.

Terapi GenQi ini, selanjutnya, memperlancar peredaran darah.

Lantas, usai 40 menit hingga 1 jam terapi GenQi, pasien tidak diperkenankan mandi hingga 6 jam lamanya.

Selama rata-rata 6 jam usai terapi, tubuh pasien menjalani proses antara lain kelancaran peredaran darah hingga detoksifikasi alias pembuangan racun tubuh.

Kedua proses ini memerlukan syarat terbukanya pori-pori tubuh lebih lebar.

Gabungan energi chi dan ginseng yang sudah meresap ke dalam tubuh pasien bisa membantu mengeluarkan keringat dan membuang racun tubuh.

Tantangan muncul tatkala pasien mandi kurang dari 6 jam setelah terapi GenQi.

Pengalaman Erika, alumnus Inti College Malaysia ini, menunjukkan, bila pasien mandi kurang dari 6 jam pasca-terapi GenQi, lubang pori-pori tubuh yang bersangkutan akan kembali mengecil sehingga ujung-ujungnya akan menghambat proses kelancaran peredaran darah dan detoksifikasi.

Selama waktu proses di atas pasien disarankan hanya minum air bening hangat.

“Jangan minum kopi atau teh dulu,” kata Erika yang berguru untuk menguasai terapi GenQi hingga ke Shenzen, China.

Imbuh Erika lagi yang kini menjalankan klinik terapi GenQi di dua tempat di Jakarta yaitu Mampang Prapatan dan Kelapa Gading, usai terapi GenQi, pasien diharapkan mengalami tidur yang enak.

“Tidur yang enak kan mempercepat pemulihan,” tutup Erika Halim.

(Primus)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here