Penjajah Gaya Baru

Penulis: Niken Sri Rahayu

Penjajahan yang dialami negeri ini yang paling lama adalah penjajahan yang dilakukan oleh Belanda yaitu 350 tahun.

Sangat jauh lebih lama jika dibandingkan dengan penjajahan era Jepang yang cuma 3.5 tahun

-Iklan-

Dengan siasat adu dombanya mereka berhasil menguras kekayaan alam negeri ini. Praktek kerja paksa bernama rodi yang memakan banyak korban jiwa masih sangat membekas hingga sekarang.

Dan setelah penjajahan era Belanda maupun Jepang berhasil dienyahkan dari tanah air, kini muncul penjajahan dengan gaya baru.

Penjajahan yg tidak mengandalkan senjata tetapi mempunyai kemiripan taktik dengan penjajah era Belanda yaitu adu domba.

Rakyat negeri ini yang mayoritas pemeluk agama Islam dan sangat mencintai nabi, mereka manfaatkan.

Rakyat yang masih dangkal pemahaman agamanya sangat mudah didoktrin. Dengan mengaku sebagai cucu nabi mereka melakukan adu domba. Siapa pun yang menentang kehendaknya mereka cap kapir dan pembenci Islam juga nabi.

Dan ini ternyata sangat berhasil untuk sebagian rakyat negeri ini.Mereka rela menjadi budak bagi para imigran penipu itu.

Harta benda mereka iklaskan untuk di setor ke para imigran penipu tersebut.

Mereka yang awam politik dan dangkal pemahaman agama menjadi sosok-sosok pembenci dan pemaki-pemaki pemerintah. Mereka dengan bangga hati mencium kaki para penipu itu.

Bahkan yang lebih miris para wanitanya rela dicabuli. Ini semua mereka lakukan karena iming-iming surga dan tipu-tipu nasab yang sangat mereka percayai.

Padahal nabi sendiri tidak pernah membanggakan nasab walaupun secara nasab nabi adalah keturunan keluarga terhormat dari suku Quraisy yang sangat disegani di Arab kala itu.

Para imigran penipu itu di negeri ini tidak ada pekerjaan. Cukup tipu-tipu nasab maka mereka bisa hidup mewah di negeri ini.

Sangat berbeda dengan etnis China yang memang rata-rata pekerja keras. Etnis China dengan karakter mereka yang pekerja keras itu sangat wajar jika mereka rata-rata sukses secara ekonomi, bahkan banyak menciptakan lapangan pekerjaan.

Dan itu tidak hanya di Indonesia tetapi di banyak negara termasuk USA. Dan bagusnya etnis China tidak pernah membanggakan leluhurnya.Mereka berjuang dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan.

Padahal para Walisongo dan para penyebar Islam di negeri tidak sedikit yang berdarah China. Dan ada pula yang punya kontribusi dalam sejarah perjuangan bangsa ini.

Tetapi tidak pernah etnis China di negeri memanfaatkan nama besar leluhurnya, apalagi mengungkit perjuangan leluhurnya untuk mereka manfaatkan secara ekonomi dan politik.

Beda dengan para imigran tak tahu diri di negeri ini, tidak ada prestasi yang dibanggakan. Malas kerja. Tetapi mau hidup enak tanpa harus susah-susah bekerja, jadilah mereka pelaku tipu-tipu nasab palsu.

Sebutan nasab palsu bukan tanpa alasan, sebab mereka menolak tantangan tes DNA. Penolakan itu tentu bukan tanpa alasan bukan. Tentu karena mereka tahu nasab mereka yang sebenarnya.

Baca: Tantangan Tes DNA Sangat Tepat

Tidak cukup tipu-tipu nasab tetapi kelakuan mereka semakin lancang dengan berusaha membelokkan fakta-fakta sejarah.

Perjuangan para pahlawan NKRI mereka belokkan. Mereka “yiminisasikan”. Yang terbaru adalah NU yang didirikan Kyai Hasyim Asyari mereka klaim bahwa pencetus pendirian NU adalah leluhur mereka. Setelah sebelumnya mereka fitnah Kyai Hasyim sebagai antek Belanda. Padahal faktanya Kyai Hasyim adalah pencetus resolusi jihad melawan penjajah.

Tidak sampai di situ, aksi mereka bahkan sudah mengarah kepada perebutan kekuasaan di negeri ini. Mereka hasut rakyat untuk memberontak kepada pemerintahnya dan mereka persiapkan calon penguasa negeri dari pihak mereka.

Apapun usaha mereka, rakyat negeri ini telah makin cerdas. Jika Belanda dan Jepang yang bersenjata modern diusir dari negeri ini cukup dengan bambu runcing. Maka jangan bermimpi bisa menguasai negeri ini yang sudah semakin maju secara persenjataan dan kecerdasan.

Jika di hadapan Belanda dan Jepang bangsa ini sangat punya nyali untuk mengangkat senjata maka nyali itu telah berlipat-ganda saat ini. Nasionalisme bangsa ini tidak akan pernah memudar sampai kapan pun.

Kemerdekaan yang direbut bangsa ini dari tangan penjajah akan selamanya menjadi milik bangsa ini. Tidak akan pernah dihibahkan kepada bangsa manapun.

Bangsa ini terbuka dan menghormati imigran manapun karena itulah karakter bangsa ini yang santun tetapi tidak dengan segala bentuk penjajahan.

Jadilah tamu yang tahu diri. Jangan buat kesabaran rakyat negeri ini habis.

PANCASILA JAYA
NKRI HARGA MATI

SALAM RAHAYU🇮🇩🇮🇩❤️❤️

Baca juga:

Percaya Diri Saja Tidak Cukup, Seorang Pemimpin Harus Sadar dan Tahun Dari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here